Semarang, Gatra.com- Penerapan kebijakan new normal (normal baru) di Jawa Tengah tidak akan diambil dalam waktu dekat karena masih menunggu perkembangan kasus Virus Corona atau Covid-19.
Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, menyatakan tidak akan mengambil kebijakan penerapan normal baru dalam waktu secepatnya.
Saat ini, menurutnya, pihaknya sedang getol mempersiapkan kehidupan normal baru dengan melakukan edukasi dan latihan kepada masyarakat.
“New normal atau normal baru itu bukan bendera finish yang dikibarkan, terus disebut new normal. Harus diawali dulu dengan persiapan dan latihan-latihan,” kata Ganjar di Semarang, Kamis (28/5).
Baca juga : Meski New Normal, Covid-19 Bisa Jadi Tak Hilang Seperti TBC
Sebelum mengambil kebijakan normal baru, lanjut, saat ini telah melakukan persiapan secara intensif ke kantor-kantor pemerintahan, layanan publik, perbankkan, pasar, industri, tempat ibadah hingga sekolah.
Kesemuanya harus siap dengan sarana prasarana pendukung seperti tempat cuci tangan, mengukur suhu, serta pengaturan flow saat mereka bergerak. “Kami coba siapkan mereka mengatur itu agar masyarakat juga siap. Sudah ada keputusan Menteri Kesehatan sebagai pedoman, kami perintahkan semua untuk mengatur,” ujar Ganjar.
Orang nomor satu di Jateng ini lebih lanjut menyatakan, penerapan kebijakan new normal masih menunggu perkembangan penurunan kurva kasus positif Covid-19. "Kalau kurva kasus positif Covid-19 di Jateng sudah turun secara drastis sesuai petunjuk Gugus Tugas, maka kebijakan new normal diberlakukan," katanya.
Meski begitu, menurut Ganjar, penerapan new normal bisa dilakukan di kabupaten/kota yang sudah tidak ada kasus positif Covid-19 di wilayahnya.
“Intinya saya sudah siapkan, nanti kalau kurva positif Covid-19 di Jateng sudah turun sampai di bawah 50 persen baru bisa memberlakukan new normal. Kalau masih di atas 50 persen ya jangan,” ujarnya.
Lebih lanjut Ganjar menyatakan, guna memantau perkembangan kasus Covid-19 di Jateng sejumlah daerah telah melakukan rapid test massal di pasar, supermarket, mall, dan tempat ibadah seperti Kota Semarang, Purbalingga, dan Wonosobo.
Pelaksanaan rapid test massal nantinya akan dilaksanakan disemua kabupaten/kota di Jateng. Pemprov Jateng telah mendistribusikan 38.111 alat rapid test ke daerah.
“Asumsinya kalau satu orang dilakukan dua kali rapid test, maka sekitar separuhnya bisa terdeteksi. Itu target kami,” kata Ganjar.