Jakarta, Gatra.com - Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan industri manufaktur tetap menjadi kontributor terbesar bagi Produk Domestik Bruto (PDB) nasional, meski Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur saat ini mengalami penurunan.
Pada Februari 2020 lalu, sebelum terjadi pandemi Covid-19, PMI manufaktur berada di angka 51,9. Saat ini, angka itu merosot secara drastis hingga 25,7.
Agus meyakini, PMI manufaktur bisa kembali naik ke angka sebelumnya dalam waktu tiga bulan setelah kondisi normal. Kondisi normal yang disebutnya, ketika vaksin Covid-19 telah ditemukan dan disebarluaskan di seluruh dunia.
"Mudah-mudahan vaksin ini bisa ditemukan dalam waktu dekat dan bisa didistribusikan secara massif pada masyarakat. Sehingga operasional industri di lapangan itu bisa kembali kepada utilisasi ketika sebelum Covid-19 datang," katanya di Jakarta, Rabu (27/5).
Selain PMI, Menperin juga menyebut rata-rata utilitas industri manufaktur saat ini hanya sekitar 20% hingga 30% saja. Hal ini dinilai sangat rendah jika dibandingkan dengan kondisi normal.
"Nanti kalau kondisi sudah normal, saya tidak mengatakan kondisi new normal tapi kondisi normal, saya yakin dengan resiliency dan toughness dari industri kita, itu bisa semakin cepat untuk melakukan adjustment-adjustment sampai nanti kita kembali pada PMI 51,9 sebelum Covid-19 datang," ucapnya.
Agus menyebut, pemerintah telah memutuskan sebuah tema masyarakat produktif dan aman Covid-19. Tema ini mendorong masyarakat khususnya industri manufaktur untuk tetap produktif meski dalam pandemi Covid-19.
"Kesehatan itu sangat penting, tapi juga produktivitas dari masyarakat termasuk di dalamnya adalah industri manufaktur itu juga menjadi hal yang sangat penting. PHK itu menjadi satu hal yang sangat berbahaya yang harus kita hindari. Untuk itu, produktivitas itu harus segera dimulai," katanya.