Cilacap, Gatra.com – Nelayan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah memilih tak melaut akibat gelombang tinggi yang terjadi di pesisir selatan tiga hari terakhir. Sebagian nelayan bahkan mengamankan perahunya ke daratan agar tidak terbawa gelombang pasang.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Sarjono mengatakan air pasang membuat permukaan muara sungai naik. Kondisi ini mengakibatkan perahu nelayan yang bersandar di pesisir terangkat.
“Mereka kemudian ramai-ramai menarik perahu ke darat agar tidak terseret arus,” katanya.
Nelayan Cilacap punya pengelaman buruk saat terjadi gelombang pasang yang bersamaan dengan musim banjir. Sekitar dua tahun lalu, puluhan perahu terseret arus dan rusak. Saat itu, banjir sungai dan gelombang pasang terjadi bersamaan sehingga menyebabkan debit air naik di luar kewajaran dan menghanyutkan perahu.
Sarjono menyebut, gelombang pasang yang mencapai 2,1 meter hingga 2,2 meter bahkan merendam ratusan rumah warga terutama yang berada di area pesisir. “Bagusnya memang dibikin kanal-kanal, kayak yang dikerjakan di Kaliyasa kemarin dibikin saling kait mengkait bagus sekali,” ucap Sarjono.
Ia mengatakan, imbas gelombang pasang dan dorongan arus laut membuat tanggul di Tegalkamulyan jebol. Akibatnya permukiman warga di Tegakamulyan terendam air pasang.
“Sudah diperbaiki dengan tanggul darurat, tapi tidak tahu untuk hari ini jebol lagi apa ndak,” kata dia.
Sarjono juga mengimbau agar nelayan tidak melaut untuk sementara waktu. Pasalnya, berdasar prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), gelombang tinggi masih berpotensi terjadi beberapa hari ke depan. Dia sendiri memprediksi, cuaca baru kembali normal awal pekan depan.