Surabaya, Gatra.com - Instruksi new normal dari pemerintah pusat, belum akan dilaksanakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur sebelum rasio penularan Covid-19 mengalami penurunan. Pemprov berpandangan, rasio penularan Covid-19 harus diturunkan menjadi 1.
Pemprov mencatat, rasio penularan Covid-19 di seluruh Jawa Timur masih di angka 1,32. Sedangkan rasio penularan di Surabaya, masih di angka 1,6.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, fokus pemerintahannya saat ini adalah penghentian penyebaran Covid-19. Terutama, upaya menekan dan menghentikan tingginya rasio penularan Covid-19 di Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo.
Khofifah menyebut, saat ini 60% warga Surabaya dan 80% masyarakat Surabaya Raya terpapar Covid-19. Angka tersebut sangat tinggi jika dibanding dengan Malang Raya yang hanya 3,2% masyarakatnya terpapar Covid-19.
"Penurunan rate of transmission (rasio penularan) itu menjadi penting untuk kami jadikan patokan kapan kami akan memulai new normal. Hari ini konsentrasinya adalah penurunan dan penghentian penyebaran (Covid-19)," kata Khofifah kepada wartawan di Gedung Negara Grahadi, Selasa (26/5).
Setelah itu, lanjut Khofifah, New Normal disertai protokol kesehatan dapat dimulai di Jawa Timur. Dia menyatakan telah berdiskusi dengan sejumlah kalangan secara terbatas.
Diskusi tersebut membahas persiapan penerapan New Normal, apabila rasio penularan di Jawa Timur telah berada di angka kurang dari 1. Sektor industri, dunia usaha, dan perdagangan yang akan menjadi prioritas saat New Normal di trapkan di Jawa Timur.
"Diskusi dengan Bank Indonesia dan ekonom terus kami lakukan. Kami juga akan siapkan tahapan, plan A, B, C, dan D. Terutama untuk perusahaan dan berbagai sektor perdagangan Jawa Timur," kata Khofifah.