Semarang, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo menginstruksikan agar dilakukan rapid test secara massal di 35 kabupaten/kota guna mengetahui perkembangan Virus Corona atau Covid-19.
Kegiatan rapid test massal ini bakal menyasar pusat-pusat keramaian seperti mall, pasar yang kemungkinan jadi epicentrum baru dan transmisi lokal Covid-19.
“Tempat kerumunan di rapid test, selain mereka yang pasti di rapid test seperti pemudik, pekerja migran, di pasar, mall atau berasal dari daerah epicentrum Covid-19,” kata Ganjar di Semarang, Selasa (26/5).
Kegiatan rapid test masal ini, lanjutnya, sangat mendesak dilakukan karena tingginya pergerakan orang yang masuk ke Jateng selama bulan Ramadan dan Idul Fitri 2020.
Menurut Ganjar, berdasarkan laporan yang diterima dari Universitas Indonesia (UI) Jakarta menyebutkan pergerakan orang ke Jateng versi Google sangat tinggi.
Google memantau pergerakan orang ke Jateng melalui GPS (Global Positioning System) yang ada di mobile phone mereka masing-masing.
“Ternyata cukup tinggi, masih banyak yang keluyuran dan kerumunan. Jadi potensi penularan Covid-19 tinggi,” ujarnya.
Guna pelaksanaan rapid test massal itu, telah sampai sekarang telah mendistribusikan sebanyak 38.111 alat rapid test Covid-19 ke seluruh kabupaten/kota.
Pendistribusian rapid test tersebut disalurkan melalui Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di setiap daerah secara bertahap.
Tahap pertama sebanyak 27.011 alat rapi test dengan perincian untuk Dinas Kesehatan kabupaten/kota sebanyak 24.641 dan rumah sakit rujukan sebanyak 2.370.
Hasil rapid test tahap pertama yang sudah dilakukan pemeriksaaan sebanyak 22.337 orang yang reaktif terdapat 809 orang dan non reaktif 21.528 orang.
Sedangkan untuk distribusi rapid test tahap kedua sebanyak 11.100 buah. Sampai saat ini sudah dilakukan pemeriksaan sebanyak 3.411 dengan hasil 94 orang reaktif dan 3.317 orang non reaktif. Saat ini rapid test yang tersisa sebanyak 12.363.
“Bila pelaksnaan rapid test lebih banyak lagi, maka akan diketahui persebarannya Covid 19 di masyarakat seperti apa representasinya,” ujar Ganjar.