New York, Gatra.com - Tensi ketegangan atau Perang Dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Cina kembali memasuki babak baru. Menariknya, Perang Dagang ini dipicu oleh wabah virus corona baru atau Covid-19 yang berasal dari Wuhan, Cina.
Kepala Strategi Pasar Global di Invesco, Kristina Hooper mengatakan, risiko yang ditimbulkan oleh ketegangan hubungan dagang AS-Cina lebih besar ketimbang risiko yang diakibatkan oleh wabah. Tidak hanya berbahaya bagi supply stock, namun juga berpotensi memukul pasar saham.
"Seperti yang kita lihat di akhir 2018 dan 2019, perang tarif sangat, sangat bermasalah. Itu menciptakan angin besar untuk saham dan angin yang lebih besar untuk ekonomi secara keseluruhan. Itu bisa terjadi lagi kali ini," katanya, seperti dikutip CNBC, Senin (25/5).
Hooper menjelaskan, dasar masalah dari ketegangan AS-Cina ialah karena perang kata-kata atau retorika antara kedua negara. Akhirnya, retorika tersebut berpotensi menggagalkan kemajuan di bidang perdagangan.
Untuk mengatasi ancaman kebangkitan Perang Dagang AS-Cina, Hooper menyarankan agar investor jangka panjang untuk tetap terdiversifikasi dengan baik.
"Pelajaran terbesar yang kami pelajari dari krisis keuangan global adalah untuk tidak meninggalkan saham karena itulah cara kami mengunci kerugian. Pertahankan alokasi aset jangka panjang yang disiplin," lanjut Hooper.
Sementara itu, sebagian besar dampak Covid-19 masih dapat diatasi oleh kebijakan-kebijakan moneter yang dikeluarkan Bank Sentral AS, The Federal Reserve atau The Fed.
"Pandemi ini sebagian besar telah diisolasi dan dinetralkan karena semua dukungan kebijakan moneter yang diberikan The Fed. Itu benar-benar telah memisahkan ekonomi dari pasar saham," ujarnya.