Jambi, Gatra.com - Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak telah bergeser dari jadwal yang semula ditetapkan pada bulan September ke Desember akibat pandemi Covid-19.
Kondisi ini memaksa sejumlah kandidat memutar otak untuk melakukan sosialisasi ke tengah masyarakat. Namun bagi kandidat yang berasal dari kepala daerah, kondisi ini dinilai cenderung menguntungkan karena memiliki sumber daya yang dibutuhkan dan status kepala daerah yang melekat pada dirinya.
Namun di lain sisi, bagi kandidat di luar kepala daerah hal ini merupakan bencana tambahan karena mereka akan mengeluarkan cost politik yang jauh lebih besar dari sebelumnya untuk memberikan bantuan kepada masyarakat terdampak Covid-19.
"Tentu Petahana sangat diuntungkan, karena memiliki segala sumber daya (Miliaran APBD) yang bisa digunakan ini melekat di statusnya sebagai kepala daerah," kata Direktur Pusat Kajian Demokrasi dan Kebangsaan (Pusakademia) Jambi, M. Farisi kepada Gatra.com, Selasa (26/5).
Menurut Farisi, petahana bisa "memanfaatkan" kondisi wabah Covid-19, selain menjalankan perannya sebagai kepala daerah, di satu sisi mencitrakan diri dalam upaya penanganan Covid-19.
"Ini bisa lewat bansos, baliho-baliho imbauan dan lain sebagainya. Bila dikemas secara natural dan tidak berlebihan tentu akan sangat efektif mendapatkan simpati dari masyarakat," ujarnya.
Akademisi Universitas Jambi (Unja) ini menjelaskan, apabila lawan politik melakukan hal sama, tentunya butuh banyak anggaran. Bila hanya fokus pada Pilkada tanpa ada bantuan seperti masker, sembako, desinfektan, hand sanitizer dan lain-lain justru dikira tidak peka kondisi masyarakat yang sedang terpuruk secara ekonomi.
"Selain itu yg diuntungkan adalah bakal calon yang telah matang, yaitu memiliki partai pengusung dan membuat struktur jaringan ke level grassroot, tinggal mengaktifkan tim lagi dan berkreasi dalam berkampanye dengan isu Covid-19 sebagai bumbu. Sebaliknya bakal calon yang belum matang akan kerepotan menyusun tim dan lobi-lobi saat pandemi," ungkapnya.
Dilanjutkannya, dengan kondisi masih sosial distancing, maka bakal calon yang mampu memanfaatkan media daring, digital, media sosial akan sangat diuntungkan.
"Kondisi ekonomi tahun-tahun ke depan akan sangat berat. Jadi yang diuntungkan adalah siapa balon yg mampu tampil bak super hero dengan gagasan-gagasan kebangkitan ekonomi usai pandemi akan lebih menarik simpati," ucapnya.