Home Gaya Hidup Lebaran Hari Ini, Kejawen Batasi Peserta Sungkem dan Sowan

Lebaran Hari Ini, Kejawen Batasi Peserta Sungkem dan Sowan

Banyumas, Gatra.com – Penganut Kejawen dan pelestari adat di Desa Pekuncen, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah membatasi peserta tradisi sowan Panembahan Banokeling dan sungkem pada perayaan lebaran hari ini, Senin (25/5).

Juru Bicara Adat Komunitas Banokeling, Sumitro mengatakan Komunitas Banokeling punya tradisi sowan atau ziarah ke Penembahan Banokeling dan Sungkeman di balai desa. Dalam kondisi normal, ratusan orang mengikuti acara ini. Mereka adalah warga di Pekuncen dan juga anak putu yang mudik lebaran. “Tidak ada (tradisi) salam-salaman. Paling ya hanya sungkeman di kelurahan (balai desa). Sowan di Panembahan Banokeling itu Senin pagi, kemudian jam 10.00 WIB kumpul di rumah kepala desa,” katanya.

Lantaran ada pembatasan interaksi atau physical distancing, Komunitas Banokeling menggelarnya tanpa kehadiran masyarakat. Ziarah hanya diikuti oleh delapan orang. Begitu pula dengan sungkeman di balai desa yang hanya diikuti oleh delapan orang. Mereka terdiri dari kiai kunci, lima bedogol, kayim, dan kepala desa. “Karena sedang dilarang ya hanya enam orang. Karena sedang seperti ini (wabah Covid-19), Seperti kemarin likuran, masyarakat juga tidak boleh ikut. Tidak boleh berkerumun,” ujarnya.

Sumitro mengatakan, larangan keikutsertaan anak putu dalam tradisi lebaran ini juga sesuai dengan anjuran pemerintah yang melarang acara melibatkan banyak orang. Pembatasan peserta ini penting untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Dalam Kalender Aboge, tahun ini merupakan Tahun Wawu sehingga tahun baru 1 Sura tiba pada Senin Kliwon. Untuk menentukan 1 Syawal, perhitungannya adalah Syawal Siji Loro atau Wal Ji Ro, sehingg 1 Syawal tiba pada Senin pasaran Manis.

Selain Komunitas Banokeling, ribuan umat Islam yang menggunakan kalender Aboge di Banyumas, Cilacap dan Purbalingga juga berlebaran hari ini. Di antaranya di Daun Lumbung, Kroya, Adiraja, Kabupaten Cilacap. Kemudian di Wangon dan Ajibarang Kabupaten Banyumas, serta di Onje, Purbalingga.

175