Cilacap, Gatra.com – Penganut Kejawen dan pelestari adat di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah berlebaran hari ini, Senin 25 Mei 2020, atau selang sehari setelah ketetapan pemerintah. Lantaran berada pada masa pandemi COVID-19, kejawen menghilangkan sejumlah tradisi penting lebaran.
Salah satunya di Desa Kalikudi, Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap. Anak Putu Kalikudi menghilangkan tradisi sungkeman di tempat ibadah atau pasemuan, baik Pasemuan Lor maupun Pasemuan Kidul. Selain itu, tradisi saling bertandang pun dihilangkan.
Tetua Adat Anak Putu Kalikudi, Kunthang Sunardi mengatakan selama ratusan tahun, Anak Putu Kalikudi memiliki tradisi sungkeman di pasemuan pada hari lebaran. Mereka sungkem kepada kiai kunci dan tetua adat lainnya. Akan tetapi, tahun ini sungkeman itu hanya diikuti oleh tetua.
“Sebenarnya orang adat tidak takut dengan wabah penyakit. Tapi kami menurut anjuran pemerintah untuk tidak menggelar kegiatan yang menyebabkan berkerumun,” katanya, Senin (25/5).
Kunthang menjelaskan, tradisi saling berkunjung pun ditiadakan. Anak Putu Kalikudi hanya saling berkunjung di lingkup terbatas, komunitas terkecil. Mereka tak diperkenankan untuk mengunjungi sanak saudara di luar wilayahnya.
“Masa seperti ini ya harus hati-hati,” ucapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Anak Putu Kalikudi menetapkan lebaran Idul Fitri tiba pada Senin (25/5) atau selang sehari setelah ketetapan pemerintah. Mereka menggunakan kalender Alif Rebo Wage (Aboge).
Dalam Kalender Aboge, tahun ini merupakan Tahun Wawu sehingga tahun baru 1 Sura tiba pada Senin Kliwon. Untuk menentukan 1 Syawal, perhitungannya adalah Syawal Siji Loro atau Wal Ji Ro, sehingg 1 Syawal tiba pada Senin pasaran Manis.
Selain Anak Putu Kalikudi, Ribuan umat Islam yang menggunakan kalender Aboge di Banyumas dan Cilacap juga berlebaran hari ini. Di antaranya di Daun Lumbung, Kroya, Adiraja, Kabupaten Cilacap. Kemudian di Jatilawang, Wangon dan Ajibarang Kabupaten Banyumas.