Semarang, Gatra.com – Tiga klaster baru penyebaran Covid-19 muncul di Kota Semarang. Masyarakat diminta untuk semakin meningkatkan disiplin penerapan protokol kesehatan.
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, tiga klaster baru itu adalah klaster salah satu pasar, lembaga pendidikan, dan klaster rumah sakit. Hanya saya, Wali Kota yang akrab disapa Hendi ini tidak menyebutkan secara detail, nama klaster tersebut.
Hendi mengaku, dari ketiga klaster baru itu, per Kamis (21/5) terjadi penambahan kasus Covid-19 sebanyak 17 orang, sehingga total saat ini menjadi 57 kasus, dengan pasien sembilan pasien sembuh.
“Dengan Ada penambahan cukup signifikan, masyarakat semakin paham bahwa situasi seperti ini adalah meningkatkan disiplin SOP kesehatan,” katanya, usai rapat bersama Forkopimda, di Markas Kodim 0733/BS Semarang Kamis (21/5) malam.
Dalam rapat yang dimulai sekitar pukul 20.00 tersebut dilakukan sejumlah evaluasi, terutama menyoroti adanya lonjakan aktifitas masyarakat selama dua hari kebelakang, jelang hari raya Idul Fitri.
Dengan dasar itu, lanjut wali kota, pihaknya akan meperpanjang Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PKM) sampai 14 hari ke depan. Perpanjangan itu efektif mulai 25 Mei sampai 7 Juni mendatang.
Meskipun, PKM di perpanjang, namun untuk kegiatan masyarakat di sektor informal seperti PKL, masih tetap diberikan untuk berjualan sampai pukul 21.00 dari sebelumnya tutup pukul 20.00. Kelonggaran itu juga berlaku untuk mal dan restoran.
“Sehingga dengan harapan, perlahan membiasakan warga semarang berdampingan dengan Covid-19. Kita belum berani melepas secara total karena kita tahu akhir-akhir ini masyarakat seakan lupa ada pandemi, mereka cukup banyak di jalanan di mal, ke pasar untuk untuk persiapan lebaran,” jelasnya.
Ia mengajak masyarakat untuk tidak melakukan Salat Idul Fitri secara berjamaah, baik di masjid maupun di lapangan terbuka serta tidak melakukan anjang sana. Pihaknya juga meniadakan open house.
Hendi menambahkan, selama perpanjangan PKM, pemerintah akan meningkatkan pelaksaan rapid test. Tidak hanya di pasar dan mal namun juga di tempat-tempat yang berpotensi banyak kerumunan.
“Kalau di Mal kita temukan ada yang reaktif saat dilakukan rapid test akan kita tutup paksa. ini persoalan serius dan harus diikuti oleh semua warga. Demikian juga dengan pasar, kalau banyak yang reaktif pasar akan ditutup, karena selama ini ternyata di pasar banyak kemasukan pedangang dari luar Kota Semarang,” jelasnya.
Sementara itu, Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol Auliansyah Lubis menegaskan, akan tetap mengembalikan pemudik yang melintas di Kota Semarang.
“Kita memiliki empat pos penyekatan yakni di Kalikangkung, Mangkang, Banyumanik dan Pedurungan atau Plamongan, tetap kita lakukan sesuai dengan prosedur awal, kecuali ada yang memiliki dokumen sesuai ketentuan Menhub," ujarnya.