Bandung, Gatra.com - Menteri BUMN, Erick Thohir berkunjung ke laboratorium Bio Farma di Bandung pada Kamis (21/5). Dalam kunjungannya ke laboratorium BUMN farmasi itu, Erick didampingi oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, jajaran Board of Executives Bio Farma dan rombongan dari Kementerian BUMN.
Dalam kunjungannya, Erick Thohir meminta Bio Farma sebagai leading sector yang akan berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga untuk menghadapi Covid-19 khususnya di bidang farmasi dan vaksin. “Saya meminta Bio Farma untuk terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi dengan kementerian /lembaga lain, untuk mempermudah koordinasi dan mempercepat output dari rencana yang sudah disiapkan Bio Farma dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini,” ujar Erick.
Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir menjelaskan bahwa Bio Farma sudah menyiapkan beberapa skenario untuk membantu penanganan Covid-19. “Inisiatif pembuatan skenario ini dilakukan sesuai komitmen Bio Farma sebagai induk holding BUMN Farmasi, untuk berperan aktif secara luas dalam mewujudkan health security di Indonesia,” ujar Honesti dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com, Kamis (21/5).
Bio Farma, sambungnya, akan selalu hadir sebagai agen perubahan (agent of change) sekaligus agen pembangunan (agent of development) sesuai dengan visi BUMN. Di kesempatan yang sama, Direktur Operasi Bio Farma, M. Rahman Roestan, memperjelas tentang skenario yang dirancang pihaknya dalam penanganan Covid-19.
Skenario tersebut antara lain memproduksi kit diagnostik Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR) yang merupakan hasil kerja sama Bio Farma dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Nusantics dalam tajuk Gerakan Indonesia Pasti Bisa.
Dalam memproduksi RT-PCR tersebut, Bio Farma bertugas untuk memproduksi dan menguji kit RT-PCR, simultan uji komparasi dengan 10 laboratorium untuk pengujian akurasi dan spesifisitas. Saat ini, RT PCR yang baru saja diluncurkan oleh Presiden Jokowi pada 20 Mei lalu, sudah didistribusikan ke 31 laboratorium sesuai rekomendasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Selanjutnya, Bio Farma berperan membantu penelitian plasma konvalesen, hasil kerja sama dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Plasma Konvalesen merupakan terapi yang diberikan kepada pasien Covid-19 yang memasuki masa kritis, dengan memberikan plasma dari pasien yang sudah sembuh dari Covid-19. “Tugas Bio Farma adalah untuk menerima plasma dari RSPAD untuk diperiksa kadar antibodi atas virus SARS-Cov-2 penyebab Covid-19, sehingga layak untuk diberikan kepada pasien Covid-19,” kata Rahman.
Baca juga: Inovatif! Bio Farma Luncurkan RT-PCR Berakurasi Tinggi
Ketiga adalah pembuatan mobile lab dengan standar Bio Safety Level 3 (BSL 3), Bio Farma punya kompetensi untuk membuat mobile lab ini yang bermanfaat untuk FK UNPAD atau LABKESDA untuk peningkatan kapasitas uji untuk masyarakat. Dalam masa pandemi, Rahman menjelaskan, Mobile Laboratorium BSL3 berfungsi sebagai Emergency Response dalam menangani pandemi Covid-19. Selain itu, pemeriksaan Swab Tes PCR sebagai pemeriksaan laboratorium golden standar dilakukan untuk penegakan diagnosis Covid-19.
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan pihaknya berminat untuk memperbanyak Mobile Laboratorium BSL 3 di Jawa Barat. Pasalnya, fasilitas yang ada di mobil cukup untuk melakukan pemeriksaan swab test baik dalam keadaan pandemik, maupun keadaan new normal. “Mobile lab ini nantinya kalau sudah ada banyak, bisa berkeliling untuk bisa melakukan pengetesan kepada masyarakat,” ujarnya.
Skenario terakhir yakni penelitian untuk penemuan vaksin Covid-19, dengan dua skema utama yakni kolaborasi stakeholder tingkat nasional bersama Kemenristek/BRIN, Eijkman dan Litbangkes, dan lembaga riset skala global serta manufaktur yang memiliki potensi bekerja sama dengan Indonesia, dibantu KBRI untuk pendampingi diplomasi.