Jakarta, Gatra.com - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) mengapresiasi pembentukan Koperasi Produsen Alumni Indonesia yang akan memayungi para pebisnis UMKM di seluruh Indonesia.
Asisten Deputi Organisasi dan Badan Hukum Koperasi Deputi Bidang Kelembagaan, Kemenkop dan UKM, Christina Agustin, mengatakan, pihaknya mendukung pendirian koperasi produsen tersebut karena membangkitkan ekomi, khususnya dari imbas coronavirus disease 2019 (Covid)-19 merupakan tanggung jawab semua pihak.
"Untuk membangkitkan ekonomi yang terkena dampak Covid-19, tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, namun juga menjadi tanggung jawab masyarakat," ujar Christina saat menghadiri penandatanganan akta pendirian Koperasi Produsen Alumni Indonesia yang digagas oleh para alumni Universitas Padjadjaran (Unpad), di Jakarta, Rabu (20/5).
Christina dalam siaran pers, menyampaikan, pemerintah akan memberikan dukungan untuk mendorong kian banyak lahir dan tumbuhnya UMKM berkualitas dan menghasilkan banyak produk yang bisa dipasarkan di dalam negeri maupun mancanegara.
"Sehingga ekonomi kita yang sekarang ini terdampak Covid akan semakin cepat untuk pulih. Mengapa? Karena sektor UMKM ini menjadi pendorong dalam membangkitkan perekonomian nasional. Melalui produk-produk unggulan UMKM di masing-masing daerah yang menopang ekonomi lokal di daerahnya masing-masing," katanya.
Koperasi bisa membantu anggotanya untuk mendapatkan fasilitas-fasilitas terkait kebutuhan bahan baku, brand, packaging, pemasaran, dan networkingnya.
Cikal bakal lahirnya koperasi Produsen Alumni Indonesia, tak bisa dilepaskan dari sosok Dr. Ary Zulfikar, S.H., M.H. selaku inisatornya. Calon Ketua Alumni Unpad ini dalam blusukan untuk sosialisasi, menemukan potensi-potensi UMKM yang dilakukan kalangan alumni. Namun, ia melihat usaha tersebut baru sebatas membuat produk, belum ada brand, legalnya, dan sebagainya.
"Dari situlah maka kemudian terpikir, untuk mengelola UMKM, membantu memasarkan dan networking agar produk-produk alumni semakin tersebar luas," kata Ary yang sehari-hari bekerja sebagai Direktur Eksektif Hukum LPS.
Kemudian, ia menggagas alumni ID untuk mendata produk-produk UMKM, di luar dugaan ternyata respons dari kalangan pelaku usaha UMKM sangat positif. "Hanya dalam waktu 2 bulan sudah terdata sekitar 200 produk UMKM hanya dari alumni, produk tersebut bisa dilihat di instagram alumni," ujarnya.
Karena itu, Ary sangat optimistis terbentuknya koperasi produsen alumni Indonesia ini akan berhasil. Karena potensi dan peluang untuk berkembang sangat besar. Koperasi nantinya tinggal memilah produk-produk yang homogen, apakah memungkinkan untuk dibuat satu merek tersendiri yang akan dikelola oleh koperasi.
Sementara itu, Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, pengamat dan penggiat koperasi, mengatakan, pembuatan kelembagaan kolektif untuk mengelola brand atau merek menjadi sangat penting dalam mengembangkan bisnis UMKM.
"Koperasi bisa menjadi alat untuk mengelola brand, sehingga produk-produk UMKM akan terkelola dengan baik, dari mulai packaging, pemasaran, marketing, iklannya serta networking-nya," ujar dia.
Menurutnya, saat ini masih banyak pelaku bisnis UMKM menempatkan bisnisnya hanya sebagai tambahan dan mengisi waktu luang, sehingga tidak terpikir untuk mengembangkan lebih jauh lagi.
"Padahal sebenarnya jika digeluti dengan serius, bisa menjadi core bisnis yang memberikan hasil lebih baik. Mindset ini yang harus diubah oleh para pelaku bisnis UMKM," ujarnya.
Karena itu, ia sangat mendukung adanya koperasi Produsen Alumni Indonesia menjadi wadah untuk menaungi para pelaku bisnis UMKM. "Saya sering mendapatkan kiriman contoh-contoh produk UMKM, mereka berkonsultasi untuk bagaimana memasarkan produk hingga ke luar negeri," ungkapnya.
Menurutnya, koperasi alumni ini bisa menjembatani dan memberikan pembinaan terhadap UMKM tersebut untuk meningkatkan kualitas produk, packaging, dan sebagainya agar produk-produk tersebut layak dipasarkan di luar negeri.