Semarang, Gatra.com - Organisasi sayap Partai Golkar Perempuan Partai Golkar Jateng menggelar Bhakti Sosial pembagian sembako kepada masyarakat umum. Pendistribusian dilakukan melalui pengurus dan anggota Perempuan Partai Golkar yang ada di ranting.
Bhaksos diadakan menggantikan agenda rutin tiap Ramadan yang digelar Perempuan Partai Golkar yakni Pasar Murah yang ditiadakan akibat kondisi pandemi Covid-19.
"Bhaksos menggantikan Pasar Murah, karena kita patuhi imbauan pemerintah untuk tidak berkerumun di pandemi ini," kata Padamasari Mestikajati, Ketua Penyelenggara Bhaksos, di di Kantor DPD Partai Golkar Jateng, Kamis (21/5).
Total ada 1.500 paket sembako yang dibagikan. Secara simbolis bantuan sembako serahkan kepada para pengurus organisasi sayap perempuan Partai Golkar sepeti IPPG dan Al Hidayah. Untuk selanjutnya didistribusikan di lingkungan masing-masing.
"Pengurus dan anggota IIPG, Pengajian Al Hidayah mendata masyarakat yang terdampak di lingkungan masing-masing. Lalu di salurkan, sehingga tepat sasaran," katanya.
Pembagian juga dilanjutkan kepada masyarakat sekitar sebanyak 500 paket sembako. Sebelumnya juga telah dibagikan 1000 paket sembako yang sama.
"Kami ingin hadir di tengah masyarakat, membantu meringankan beban mereka yang terdampak Covid-19," jelasnya.
Bhaksos kali ini dikhususkan sebelum lebaran karena meggantikan Pasar Murah. Namun tidak menutup kemungkinan akan berlanjut dengan bantuan sembako pasca Lebaran jika pandemi masih berlangsung.
"Ini menambahkan yang sudah ada dari 20 ribuan paket sembako. Dan ini bukan menjadi yang terkahir," katanya.
Ketua Pemenangan Partai Golkar Jateng, Iqbal Wibisono menambahkan, ada sekitar 27.500 paket sembako yang telah didistribusikan. Dia menargetkan ada 35 ribu paket sembako bagi yang terdampak pandemi.
"Sesuai arahan ketua umum, supaya 240 anggota DPR mengorbankan 2 kali gajinya, serta harta benda yang dimiliki untuk masyarakat," katanya.
Dia juga mengapresiasi peran Perempuan Golkar sebagai ujung tombak dalam pendistribusian bhaksos sembako. Perempuan menurutnya lebih jeli dan tepat sasaran dalam memilah penerima manfaat sembako.
"Golkar menergetkan 30 persen perempuan dalam kepengurusan Partai Golkar. Jadi mencari ibu-ibu yang siap menjadi pengurus Golkar. Beda saat era tahun 90 an, sekarang kondisi berbeda, dan sekarang yang ada adalah perempuan yang tersisa berjuang di partai Golkar untuk kesejahteraan rakyat," tandasnya.