Cilacap, Gatra.com – Ribuan nelayan di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah belum tersentuh program bantuan sosial (bansos) masa pandemi Covid-19. Padahal, kini nelayan gurem tersebut tengah kesulitan lantaran ikan di pasar lokal nyaris tak laku.
Ketua Dewan Pengurus Cabang (DPC) Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Sarjono mengatakan sejauh ini baru nelayan kecil yang mendapat bantuan masih kisaran kurang dari 10 ribu keluarga. Sementara, jumlah anggota HNSI yang memiliki kartu anggota (KTA) berjumlah sekitar 20 ribu orang.
Dari jumlah itu sebagian besar adalah nelayan kecil, dengan prosentase mencapai 80 persen. Padahal, tak semua nelayan memiliki KTA. Jika dihitung keseluruhan, maka jumlahnya mencapai kisaran 40 ribu orang. “Yang mendapat bantuan itu kurang dari 10 ribu orang, mungkin sekitar 5.000 – 6.000 orang,” katanya.
Menurut dia, bantuan sosial itu sangat dibutuhkan oleh nelayan. Sebab, harga ikan anjlok. Selain itu, sebagian besar nelayan tidak memiliki keahlian apapun selain melaut. Karenanya, banyak nelayan kecil yang sulit memenuhi kebutuhan hidup. “Berangkat melaut tetap berangkat. Karena memang tidak ada lagi yang bisa dilakukan,” ujarnya.
Dia mengakui, pemerintah dan beberapa perusahaan sudah membagikan bantuan untuk nelayan yang terdampak Covid-19. Namun, jumlahnya tak cukup. Bahkan, HNSI sendiri pun kesulitan untuk membagikannya. “Ada CSR dari perusahaan, tapi jumlahnya tidak mencukupi. Sampai kami sendiri bingung membagikannya bagaimana,” ungkapnya.
Dia berharap berbagai bantuan pemerintah, seperti BST baik yang berasal dari Kementersian Sosial (Kemensos), Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten Cilacap, maupun pemerintah desa bisa menjangkau seluruh nelayan kecil. Dengan begitu, nelayan sedikit terbantu untuk memenuhi kebutuhan hidup selama situasi belum membaik.