Semarang,Gatra.com - Wali Kota Semarang Hedrar Prihadi menilai kondisi new normal dapat kembali menggerakan roda pembangunan di Kota Semarang yang sempat tertunda dengan adanya pandemi corona.
Hal itu dibuktikan oleh partisipasi masyarakat dalam pembayaran Pajak Bumi Bangunan (PBB) yang masih tinggi. Meskipun pendapatan daerah Kota Semarang di tahun 2020 menurun drastis jika dibandingkan dengan tahun 2019.
"Dengan kondisi seperti ini saya fikir di bulan April, Mei dan Juni ada keengganan di masyarakat untuk membayar PBB. Tapi setelah kita cek ternyata jumlahnya hampir menyamai seperti tahun lalu. Saya rasa ini menjadi kabar yang baik," ujarnya, Selasa (19/5).
Menurutnya, tingginya partisipasi masyarakat tersebutlah yang memunculkan harapan baru untuk melanjutkan pembangunan dan kehidupan selanjutnya.
"Dukungan warga lewat pembayaran PBB dapat menjadi modal utama untuk melanjutkan pembangunan dan kehidupan selanjutnya," jelasnya.
Untuk itu, Hendi meminta masyarakat untuk menjalankan aktifitas "New Normal" dengan tetap menjaga kedisplinan. Seperti, menggunakan masker, jaga jarak, menghindari kerumunan dan menjaga kebersihan tubuh terutama tangan.
"Kami sedang merancang sejumlah program dan kegiatan sebagai daya ungkit perekonomian, yang fokus pada UMKM. Tapi pasti prosesnya tidak singkat, jadi kami meminta masyarakat untuk tetap beraktifitas dengan protokol yang ketat," jelasnya.
Di sisi lain, terkait dengan perayaan hari raya Idul Fitri, Hendi mengungkapkan, Pemkot Semarang akan merujuk pada instruksi resmi di bidang keagamaan baik fatwa ulama, atau kementrian agama.
"Yang penting semuanya sepakat, sepaham, dan bersatu untuk bersama-sama saling menjaga agar semuanya sehat," imbuhnya.
Hendi juga menegaskan larangan mudik tetap berlaku bagi seluruh masyarakat Kota Semarang. Apalagi bagi pemilik mobil plat merah.
"Larangan mudik masih sama apalagi untuk mobil plat merah. Saya minta tidak ada mobil dengan plat H ada di Solo, Rembang, Pekalongan, Tegal, bahkan Jakarta di situasi seperti saat ini," tegasnya.