Jakarta, Gatra.com - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) melalui Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 mengumumkan sebanyak 134 proposal riset berhasil mendapatkan pendanaan tahap pertama dari program pendanaan riset dan inovasi untuk para peneliti dan perekayasa yang melakukan kegiatan riset dan pengembangan untuk menangani pandemi COVID-19.
Disampaikan oleh Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro, Program pendanaan juga dimaksudkan untuk melakukan diseminasi hasil Penelitian, Pengembangan, Pengkajian dan Penerapan (Litbangjirap) COVID-19; serta mendorong sinergi dan kolaborasi antara pemerintah, lembaga litbangjirap, perguruan tinggi, pusat penelitian, rumah sakit, dan/atau industri dalam kerangka hilirisasi hasil-hasil litbangjirap.
"Saya berharap ke depannya, penelitian Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 ini dapat mendorong terciptanya inovasi produk kesehatan dalam negeri yang bermanfaat bagi masyarakat banyak, terutama dalam kondisi pandemi ini," kata Bambang dalam acara Dialog Peneliti/Perekayasa Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Bersama Menteri Ristek/BRIN, Senin (18/5).
Sementara itu Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19, Ali Ghufron Mukti mengatakan, pemilihan ke 134 proposal telah melalui seleksi ketat yang mencakup review proposal dan presentasi secara daring. Ke 134 proposal tersebut memperoleh pendanaan tahap pertama dengan total anggaran sebesar Rp 60,6 M.
Adapun, proposal riset yang mendapatkan pendaan tersebut meliputi enam bidang prioritas yang mencakup (1) Pencegahan, sebanyak 25 proposal kegiatan, (2) Skrining dan diagnosis, sebanyak 12 proposal kegiatan, (3) Alat kesehatan dan Pendukungnya, sebanyak 34 proposal kegiatan, (4) Obat-obatan dan Terapi, sebanyak 20 proposal kegiatan, (5) Multicenter clinical trial, sebanyak 13 proposal kegiatan, dan (6) Sosial humaniora dan Public Health Modelling, sebanyak 30 proposal kegiatan.
"134 proposal riset tersebut sudah melalui proses seleksi ketat yang mencakup review proposal dan presentasi secara daring kepada tim penilai dari Kemenristek/BRIN," jelas Ali Ghufron.
Ali Ghufron juga menyampaikan, Beberapa hasil riset dan inovasi tahap pertama ini bahkan telah diserahkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) April (6/4) lalu dan digunakan oleh berbagai fasilitas kesehatan yang membutuhkan. Produk tersebut antara lain Tes Kit baik yang berbasis PCR atau non PCR, handsanitizer dari LIPI-BPPT, mobile handwasher dari BPPT, ventilator, robot kesehatan (Raisa) dari ITS-Unair, alat kesehatan lain dan APD dari beberapa pusat riset.
"Beberapa produk lainnya akan segera diluncurkan pada tanggal 20 Mei 2020 bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional, dan sekaligus momentum dalam kebangkitan Inovasi Indonesia menuju Kemandirian bangsa pada produk kesehatan, khususnya dalam penanganan Covid-19," pungkasnya.