Semarang, Gatra.com-Sebanyak 57 pekerja migran Indonesia asal Jawa Tengah (Jateng) dari Malaysia mendarat di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Senin (18/5). Setelah menjani pemeriksaan rapid test, mereka langsung menjalani karantina Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Daerah (BPSDMD) Jateng.
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, menyatakan untuk menyambut kedatangan para pekerja migran telah disiapakan protokol kesehatan secara ketat.
“Saya sudah dapat laporan ada 57 pekerja migran Indonesia asal Jateng dari Malaysia tiba di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang. Semuanya sudah diperiksa kesehatan, dilakukan rapid test dan dibawa ke BPSDM Jateng untuk karantina,” katanya.
Semua pekerja migran Indonesia yang tiba di Jateng, lanjut Ganjar, akan langsung dibawa ke gedung BPSDM Jateng di Srondol Kota Semarang untuk dikarantina selama dua hingga tiga hari sambil menunggu jemputan dari kabupaten/kota masing-masing.
Selama menjalani karantina di gedung milik Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng, para pekerja migran akan dicek kesehatannya secara berkala, dilakukan rapid test, dan penerapan protokol kesehatan yakni sehat dipisahkan dengan yang menunjukkan reaksi saat pemeriksaan rapid test.
“Gedung BPSDM ruangan cukup banyak, mereka akan kami pisahkan mana yang sudah rapid test, mana yang reaktif, agar saat dijemput kabupaten/bota bisa dilakukan tindakan tertentu. Kami harap semuanya sehat,” ujar Ganjar.
Orang nomor satu di Jateng ini lebih lanjut menyatakan, sudah menerima informasi kepulangan pekerja migran Indonesia asal Jateng yakni pada 18 Mei sebanyak 158 orang, pada 19 Mei sebanyak 135 orang, pada 20 Mei sebanyak 140 orang, pada 21 Mei sebanyak 114 orang, pada 22 Mei sebanyak 106 orang, dan tanggal 23 Mei sebanyak 94 orang.
Menurut Ganjar, kepulangan pekerja migran Indonesia asal Jateng yang bekerja di beberapa negara tidak hanya menggunakan pesawat udara, tapi juga kapal laut yang turun di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang sebanyak 21 orang.
“Baik melalui udara dan laut, kami terapkan protokol kesehatan yang ketat di pelabuhan. Semua mengikuti standar yang sudah ditetapkan,” ujarnya.
Terpisah Kepala Bidang Penempatan Tenaka Kerja Indonesia dan Transmigrans Dinas Tenaga Kerja dan Transmograsi (Disnakertrans) Jateng, Ahmad Aziz menyatakan, tenaga kerja migran Indonesia pulang paling banyak dari Kabupaten Pati dan Kendal.
“Semua pekerja migran Indonesia yang pulang akan dicek kesehatan dengan ketat sesuai protokol kesehatan,” kata dia.
Menurut Ahmad, kebanyakan pekerja migran Indonesia yang menggunakan pesawat udara hanya di cek suhu tubuh ketika hendak naik pesawat, bila suhunya normal lolos, sehingga ketika tiba di Bandara Internasional Ahmad Yani dilakukan rapid test.
“Berbeda pada tenaga migran yang pulang menggunakan kapal laut sudah dilakukan tes kesehatan oleh kantor kesehatan pelabuhan di setiap perbatasan Kalimantan dan Sumatera,” ujar dia.