Padang, Gatra.com - Jumlah anggota polisi di Sumatera Barat (Sumbar) terinfeksi virus corona terus bertambah. Setelah calon perwira polisi terjangkit, kini sopir Kapolresta Padang juga dinyatakan positif coronavirus disease (Covid-19).
Kepala Bidang Dokter dan Kesehatan Polda Sumbar, Kombes Pol dr Sucipto menyebutkan, kasus itu berdasarkan hasil uji sampel di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang. Kini tengah didalami dengan tracking dan tracing.
Kendati begitu, Sucipto menegaskan tidak ada kaitan terjangkitnya sopir Kapolresta Padang, dengan calon perwira Polda Sumbar yang positif Covid-19 sebelumnya. "Tidak ada kaitannya dengan calon perwira sebelumnya, bukan hasil tracking itu," kata Sucipto, Minggu (17/5).
Menurut Sucipto, Dinas Kesehatan juga sudah mengambil swab keluarga sopir Kapolresta Padang, dan tim dokter di Poliklinik Polres setempat juga telah melakukan pendataan. Hasil uji swab pejabat kepolisian juga telah dinyatakan negatif, termasuk Kapolresta Padang.
Dikatakan Sucipto, saat ini sopir Kapolresta Padang tersebut sedang menjalani isolasi mandiri di BPSDM Provinsi Sumbar. Pihaknya juga sedang menelusuri riwayat terpaparnya sopir pejabat polisi Polresta Padang itu. Bahkan Senin (18/5) kembali dilakukan uji swab bagi personel setempat.
"Kapolres negatif. Sekarang kita masih mendata. Besok kita kembali melakukan uji swab, jadi bagi anggota yang mau swab, bisa langsung," ujarnya.
Dengan bertambahnya kasus itu, kini jumlah anggota polisi yang positif Covid-19 sebanyak empat orang. Selain sopir, tiga orang di antaranya siswa pendidikan Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) di Lembaga Pendidikan Polisi (Lemdikpol) Polri daerah Sukabumi, Jawa Barat. Namun dua orang sudah sembuh.
Namun pada kasus berbeda, dua orang balita perempuan, usia 2 dan 4 tahun di Padang juga dinyatakan positif Covid-19. Anak warga Kelurahan Alai Parak Kopi, Padang Utara itu masuk dalam klaster Pasar Raya Padang. Keduanya terpapar dari kasus positif sebelumnya di daerah tempat tinggalnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang, Ferimulyani Hamid menuturkan, kedua balita ini sebelum positif pernah kontak fisik dengan keluarga yang bekerja di Pasar Raya Padang. Dengan demikian, yang berisiko terjangkit klaster Pasar Raya Padang bukan hanya pedagang, tapi juga keluarga pedagang.
"Terjangkitnya di rumah, baik dari pedagang maupun karyawan, tapi sumbernya dari Pasar Raya Padang, makanya masuk klaster Pasar Raya," imbuh Ferimulyani.