Medan, Gatra.com – Pelaksanaan pasar murah oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) abaikan social distancing. Pasar murah yang dilaksanakan di GOR Serbaguna, Jalan Williem Iskandar, Pancing, Deli Serdang tersebut justru mengundang kerumunan warga yang datang berdesak-desakan.
Pasar murah yang dilaksanakan ditengah kondisi pademi covid 19 tersebut juga mengabaikan protokoler kesehatan. Masyarakat yang datang dibiarkan berdesak-desakan serta tidak menggunakan panduan pelayanan yang baik.
Baca Juga: DPRD Sumut Pertanyakan Akurasi Hasil Test PCR
Dari informasi yang dihimpun Gatra.com menyebutkan bahwa pasar murah tersebut dilaksanakan untuk meringankan beban masyarakat di tengah pandemi covid 19 dan menjelang lebaran 2020. Pasar murah tersebut menjual sejumlah kebutuhan poko warga seperti telur, minyak goreng, beras dan gula.
Pasar murah tersebut akan dibuka untuk melayani warga selama lima hari yakni 17-21 mei 2020. Namun haris pertama pelaksanaan pasar murah tersebut, warga sudah banyak yang kecewa. Karena paket yang disediakan pemerintah tidak sesuai dengan jumlah warga yang datang.
Baca Juga: Akurasi Hasil Test PCR di Sumut Tidak Perlu Diragukan
“Saya sejak pagi sudah di sini. Tetap saat datang warga sudah ramai. Masuk pintu saja saya sudah tidak bisa. Saya sangat kecewa karena tidak bisa mendapatkan barang kebutuhan pokok dengan harga murah,” terang salah satu warga Siti Wulan, 35.
Ketua Badan Koordinasi (Badko) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumut, Alwi Hasbi Silalahi mengatakan bahwa kondisi dilapangan saat pelaksanaan pasar murah tersebut sangat berantakan. Masyarakat yang datang tidak dipandu dengan baik agar melakukan jaga jarak.
Baca Juga: Alasan Kekosongan Reagensia di Sumut Tidak Tepat
Masyarakat yang datang ke pasar murah dihantui rasa ketakutan tidak mendapat bagian dari pasar murah tersebut. Sehingga masyarakat berebut masuk dan mengabaikan Social Distancing. “Kita lihat juga memang tidak ada penataan dari pemerintah. Dan ini menjadi bukti pemerintah tidak siap,” jelasnya.
Alwi juga menyesalkan minimnya informasi yang diterima warga terkait dengan jumlah paket yang disediakan pihak penyelenggara. Karena dari informasi yang diterima dilapangan banyak warga pulang dengan kekecewaan karena tidak dapat membeli paket sembako yang dijual murah.