Home Ekonomi Kemenkop Apresiasi Perkembangan Bisnis UMKM Alumni Unpad

Kemenkop Apresiasi Perkembangan Bisnis UMKM Alumni Unpad

Jakarta, Gatra.com - Kementerian Koperasi (Kemenkop) dan UKM memiliki lima skema perlindungan pemulihan KUMKM saat dan pascapandemi coronavirus disease 2019 (Covid)-19.

Kepala Bagian Perencanaan dan Anggaran Kemenkop dan UKM, Fiter Silaen, mengatakan, pihaknya merancang program-program untuk pelaku bisnis Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) agar tepat sasaran.

Fiter dalam webinar bertajuk "Bincang Santai UMKM Alumi Unpad", Sabtu (16/5), mengatakan, pemerintah mendorong UMKM meningkatkan kualitas produknya, perlindungan hukum, standardisasi, sertifikasi, dan perluasan akses pasar, khususnya ke luar negeri.

"UMKM jangan terpaku memasarkan produk di dalam negeri, namun berorientasi eskpor. Untuk marketing dan pemasaran, bisa melalui expo, diaspora yang di luar negeri bisa dimanfaatkan menjadi market intelijen, sehingga UMKM akan semakin berkembang dan memiliki daya saing yang kuat," ujarnya.

Dalam acara yang dipandu moderator pengamat dan penggiat UMKM, Dr. Dewi Tenty Septi Artiany, S.H., MKn, M.H, juga menghadirkan inisiator pengembangan UMKM berbasis alumni, Dr. Ary Zulfikar S.H., M.H.

Ary yang juga calon ketua IKA Alumni Unpada, menyampaikan, perkembangan geliat bisnis UMKM yang digagasnya. Sebagai kandidat ketua, ia pun menawarkan program mengembangkan potensi bisnis UMKM berbasis alumni.


Direktur Eksekutif Hukum LPS, Ary Zulfikar. (Ist/Wan)

UMKM Alumni Unpad sejak dideklarasikan pada tanggal 22 Februari 2020, langsung bergerak cepat dengan melakukan pendataan produk-produk UMKM alumni, dan sekarang ada sekitar 200 produk UMKM yang dalam media sosial instagram.

"Jumlah yang mendaftarkan produk untuk dipromosikan melalui instagram UMKM alumni semakin bertambah dari hari ke hari, dengan produk yang sangat beragam dan berkualitas," ujar pria yang akrab dipanggil Azoo itu.

Pihaknya sangat optimistis, jika potensi produk UMKM dikelola secara baik, maka bisnis UMKM bisa berkembang. Dari perkembangan harian instagram yang menampilan produk UMKM, jumlah visitornya juga terus meningkat. "Dalam 7 hari terakhir ini laman instagram yang menampilkan produk UMKM dikunjungi 1000 orang," kata Azoo. 

Karena itu, untuk semakin mengembangkan bisnis UMKM, pihaknya menggagas aplikasi tunggal alumni ID pada tanggal 31 Maret 2020. Tujuannya, untuk memperkuat jejaring alumini, sehingga pembentukan pasar bersama sebagai tempat memasarkan dan mempertemukan penjual dan pembeli bisa diwujudkan.

Azoo juga menambahkan, dalam proses pendataan produk alumni, ternyata ada pelaku UMKM Alumni Unpad yang telah berhasil menembus pasar internasional. Bahkan, pihaknya juga ditawarkan kerja sama untuk memenuhi kebutuhan pasokan kopi, teh, produk pangan, dan fesyen ke Australia dan Maroko.

Untuk mewujudkan kerja sama tersebut, lanjut Azoo, UMKM yang dibina pihaknya juga difasilitasi kantor di Melbourne. Menurutnya, sebenarnya terbuka kesempatan bagi UMKM untuk memasarkan produknya ke Timur Tengah.

"Kami akan mencoba untuk memfasilitasi pelaku UMKM, khususnya cluster yang kami bina untuk menembus pasar internasional," ujarnya.

Aplikasi tunggal ini diharapkan menjadi wadah kolaborasi besar agar para alumni bisa mengembangkan jejaring, info karier, market place, alumni TV, Barcode Alumni ID,dan Info Kampus. Dari platform digital juga diharapkan dapat mendorong pasar bersama semakin besar dan berkembang dengan berbasis kekuatan alumni yang tersebar tidak hanya di dalam negeri, namun juga di luar negeri.

"Kita tidak hanya mengumpulkan produk, namun juga memberikan pelatihan dan pembinaan, misalnya bagaimana packaging-nya, promosi, marketingnya, serta perlindungan legal hukumnya, sehingga produk UMKM yang tampil benar-benar produk yang berkualitas," ujar Azoo.

Fiter Silaen mengapresiasi pengembangan bisnis UMKM alumni Unpad. "Kegiatan ini sangat bagus dan kita mendorong bagaimana mengolaborasikan potensi-potensi UMKM yang ada pada alumni agar sejalan dengan program-program pemerintah, khususnya program UMKM," katanya dalam keterangan tertulis.

Menurutnya, pemerintah menitikberatkan pada peningkatan eskalasi kelas UMKM yang bisa menggerakan roda perekonomian dan tidak terjebak pada kelas survival stage. Namun meningkat terus hingga kemudian menjadi besar dan menjadi pilar menopang perekonomian negara yang pada saat pandemi Covid-19 ini salah satunya bertumpu pada kekuatan bisnis UMKM.

Menurut Fiter, sebagai bentuk dukungan terhadap potensi UMKM, pemerintah juga memberikan sejumlah relaksasi pada berbagai sektor, misalnya relaksasi pajak, relaksasi perbankan, hingga harga khusus pendaftaran merek dan hak cipta.

Adapun pendaftaran merek hanya sebesar Rp500 ribu, dari harga normal sebesar Rp1,8 juta. Demikian juga untuk pendaftaran hak cipta sebesar Rp200 ribu, dari harga normal Rp400 ribu.

Dewi Tenty Septi Artiany, pemerhati dan penggiat koperasis dan UMKM. (Ist/Wan)

Sementara itu, Dewi Tenty yang juga penggiat UMKM, mengatakan soal pentingnya strategi marketing dan manajemen branding. Menurutnya, lebih mudah mengelola one branding dengan sistem merek kolektif, yaitu satu merek yang dikelola bersama-sama dan dijalankan oleh manajemen yang baik.

Menurut Dewi, hal tersebut akan membawa kemajuan yang lebih besar dibandingkan jika dilakukan secara individu atau parsial dari masing-masing pelaku UMKM.

Melalui sistem yang terbentuk dalam satu wadah atau kelompok usaha bersama, seperti sistem koperasi, lanjut Dewi, akan semakin mudah untuk mengembangkan produk. Salah satu program pemerintah yaitu sebagai Buffer dan Penyokong, juga dalam pengadaan dana di LPDB, yang memberikan stimulus kepada Koperasi, yang bahkan hingga sebesar Rp1,8 triliun bagi Koperasi Simpan Pinjam.

"Tentunya akan membawa para pelaku UMKM semakin maju dan memiliki potensi untuk memiliki kesempatan bisnis yang lebih baik," kata Dewi.

282