Tegal, Gatra.com - Ratusan kapal nelayan di Kota Tegal, Jawa Tengah menumpuk di pelabuhan menjelang lebaran. Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Tegal, Riswanto mengatakan, menjelang lebaran, mayoritas nelayan sudah tidak melaut dan menyadarkan kapalnya di dua pelabuhan yakni Pelabuhan Jongor dan Pelabuhan Pelindo di Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat.
"Dua-duanya sudah full kapasitas karena tradisi setiap mau lebaran nelayan libur melaut dan menyadarkan kapalnya," kata Riswanto, Sabtu (16/5).
Menurut Riswanto, sebagian besar kapal nelayan sudah bersandar sejak pertengahan Ramadan. Kapal-kapal yang bersandar meliputi kapal dengan alat tangkap cantrang, purse seine, gillet dan kapal dengan hasil tangkapan cumi.
"Kalau melihat data, ada sekitar 800 kapal di Kota Tegal, terbagi di Pelabuhan Jongor dan Pelindo. Itu 60 persennya sudah bersandar. Tidak hanya kapal dari Tegal, tapi kapal dari luar daerah tapi ABK-nya orang Tegal juga kapalnya dibawa ke Tegal. Nanti H-5 atau H-4 bertambah banyak jumlah kapal yang bersandar," ujar dia.
Menurut Riswanto, menumpuknya kapal di pelabuhan tersebut juga membuat aktivitas pembongkaran muatan ikan bagi kapal-kapal yang masih melaut baru bisa dilakukan setelah Lebaran.
"Kalau misalnya H-4 Lebaran ada kapal baru merapat ke pelabuhan, mungkin pembongkaran ikannya baru bisa dilakukan setelah lebaran. Sehingga biaya operasional untuk pendinginan ikan juga bertambah," ucapnya.
Di samping itu, otoritas pelabuhan mengantisipasi terjadinya kebakaran dengan memberikan imbauan kepada pemilik kapal, di antaranya setiap kapal harus memiliki alat pemadam api ringan (Apar) dan menempatkan penjaga yang bisa mengoperasikan kapal.
"Kemudian sumber listrik dari aki di kapal mesin atau generetor harus dilepas kalau ditinggal. Karena kebanyakan kebakaran yang pernah terjadi itu sumbernya dari kabel api. Ini harus menjadi perhatian semua pemilik kapal agar potensi terjadinya kebakaran bisa dicegah," ujarnya.