Home Kesehatan Gila, Dari 458 Positif COVID-19 di Sumsel, 30% Tenaga Medis

Gila, Dari 458 Positif COVID-19 di Sumsel, 30% Tenaga Medis

Palembang, Gatra.com – Dari total 458 orang terkonfirmasi positif Virus Corona atau COVID-19 di Sumatera Selatan (Sumsel), sekitar 30 persen diantaranya merupakan tenaga medis yang bekerja baik di rujukan utama maupun rujukan kedua untuk penanganan COVID-19 di Sumsel.

Hal ini diungkapkan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sumsel, Prof dr Yuwono M Biomed saat dihubungi, Sabtu (16/5). Yuwono mengatakan, saat ini ada lima rumah sakit rujukan utama dari Kemenkes dan sekitar 48 rumah sakit rujukan kedua oleh Pemprov Sumsel. Semua rumah sakit tersebut ada kasus tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19, baik dokter hingga perawat dan lain sebagainya.

Menurutnya, terjangkitnya COVID-19 kepada para tenaga kesehatan dikarenakan tingginya mobilitas mereka. Seperti contoh, dokter. Mereka dapat praktek di tiga rumah sakit sehingga sangat menjadi mungkin untuk menularkan dikalangan tenaga medis. Selain itu, tenaga kesehatan ini kebanyak Orang Tanpa Gejala (OTG) sehingga sangat dulit untuk dideteksi. “Mereka ini dalam kondisi yang baik dan sudah menjalani isolasi,” katanya, Sabtu (16/5).

Meskipun begitu, dirinya menyarankan agar rumah sakit untuk melakukan pelacakan secara menyeluruh terhadap tenaga kesehatan mereka. Tak tidak memperbolehkan tenaga kesehatan untuk melayani pasien hingga dinyatakan sembuh. Bahkan, jika memang semua positif maka akan lebih baik ditutup sementara karena sangat beresiko. “Ke depan kami harap akan lebih baik jika rumah sakit ada pelayanan dengan menggunakan sistem daring sehingga tidak perlu ke rumah sakit,” ujarnya.

Ia menambahkan, saat ini dirinya optimis dan akan terus menyuarakan optimisme tentang COVID-19 di Indonesia khususnya di Sumsel. Berdasarkan data, saat ini kasus COVID-19 di NKRI konsisten dengan Angka Kematian (AK) 2 hingga 4 persen. Namun, saat ini dikarenakan deteksi cukup aktif tingkat AK menjadi 6,5 persen.

Berdasarkan fakta di lapangan 70 persen kasus positif merupakan OTG, dan 26 persen gejala ringan sehingga 4 persen sisanya sedang sakit berat dan memiliki risiko kematian. Saat ini, WHO juga resmi menyatakan jika vaksin paling cepat mulai tersedia akhir tahun 2021 mendatang. Artinya akan terus ada kasus ini.

Karena itu, salah satunya solusinya yakni meningkatkan imunitas bukan lockdown, apalagi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Seperti contoh kasus terbaru di New York. Dimana 2/3 dari mereka justru terpapar yang berada dirumah.

Obat yang diberikan di RS pun bukan sepenuhnya untuk virus melainkan untuk imunitas. Karena itu, warga harus focus meningkatkan imunitas dan dikuatkan dengan ibadah dan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). “Untuk orangtua atau lanjut usia, pastikan untuk asupan gizi mereka cukup dan jangan membebani mereka pekerjaan yang berat dan stress,” tutupnya.

399