Jakarta, Gatra.com - Kementerian Koperasi dan Usaka Kecil Menengah (Kemenkop dan UKM) memiliki 5 skema perlindungan pemulihan KUMKM dari pandemi coronavirus disease 2019 (Covid)-19.
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan, kelima skema tersebut, pertama adalah pelaku UMKM miskin dan rentan yang masuk kategori penerima banrua sosial (Bansos).
"Kedua, insentif pajak bagi UMKM dengan omzet kurang dari Rp4,8 miliar per tahun. Di mana tarif PPH final 0% selama 6 bulan periode April-September 2020," ujar Teten dalam keteragan tertulis yang diterima Gatra.com di Jakarta, Jumat (15/5).
Ketiga, relaksasi dan restrukturisasi kredit bagi KUMKM. "Penundaan angsuran dan subsidi bunga kredit diperluas untuk usaha mikro penerima bantuan usaha dari Pemda. Termasuk KUR, UMi, PNM, Mekaar, LPDB KUMKM, dan lainnya," ujar Teten.
Keempat, perluasan pembiayaan modal kerja KUMKM. "Ada 23 juta KUMKM yang belum terhubung dengan lembaga pembiayaan atau perbankan," ungkapnya.
Kelima, kementerian, BUMN, dan pemda sebagai penyangga produk KUMKM; terutama bagi para pelaku KUMKM di bidang pertanian, perikanan, kuliner, dan industri rumah tangga.
Menurut Teten, ada 2 langkah penanganan dampak ekonomi KUMKM, yakni di masa pandemi dan pascapandemi Covid-19. Di masa pandemi, tertuang dalam lima skema tadi. "Ditambah dengan e-Learning melalui edukukm.id dan pelatihan melalui webinar oleh Smesco," katanya.
Sedangkan untuk masa pascapandemi Covid-19, Kemenkop dan UKM menggulirkan program Kakak Asuh UMKM dan Konvoi Produk Nasional, yang dijalankan oleh Smesco. Ada juga perluasan pembiayaan modal kerja UMKM, khususnya bagi UMKM yang belum mendapat akses pembiayaan dari perbankan dan lembaga keuangan lainnya.
"Tak ketinggalan, ada program penguatan modal kerja koperasi oleh LPDB KUMKM serta digitalisasi UMKM dan koperasi," ujar Teten.
Terkait digitalisasi UMKM, Teten menyebutkan, ada beberapa permasalahan yang ditemui. Di antaranya, UMKM yang tidak memiliki infrastruktur digital (modem internet dan ponsel pintar), kekurangan dana untuk mengakses internet dan membeli pulsa, serta tidak mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai dunia digital.
Oleh karena itu, Teten mengatakan, pihaknya akan memberikan dukungan akses internet dan akses ke platform digital. "Tujuannya, membantu UMKM offline untuk memiliki perangkat yang diperlukan untuk dapat mengakses dunia digital," ujarnya.
Langkah berikutnya adalah dengan memberikan literasi digital, dengan tujuan membekali UMKM dengan pengetahuan digital yang memadai untuk meningkatkan daya saing.
"Dalam implementasinya, kita akan memberikan literasi digital kepada UMKM offline, disertai pendampingan dan pendaftaran ke platform digital," kata Teten.