Mataram, Gatra.com - Program bantuan sembako bagi masyarakat seperti Jaring Pengaman Sosial baik dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten bahkan hingga Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa kerap kali diiringi gejolak di tengah masyarakat terutama saat dilakukannya pendistribusian bantuan. Tidak sedikit masyarakat yang komplain karena belum tersentuh bantuan sama sekali atau sebaliknya ada masyarakat yang memperoleh bantuan ganda.
Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid menyatakan, terjadinya gejolak bahkan berakhir ricuh dalam pembagian sembako lebih dikarenakan karena pembagian sembako ini dilakukan dalam rentang waktu yang tidak bersamaan.
“Jadi sesuai data penerima manfaat yang diperoleh dari desa misalnya itulah yang berhak mendapatkan bantuan yang seharusnya dari satu sumber bantuan. Namun pada sisi lain bantuan serupa juga dilakukan di lokasi lain dalam waktu yang berbeda dan penerima bantuan sembako sebelumnya juga memperoleh bantuan lagi. Ini kan double bantuan namanya. Padahal kita diminta untuk meneliti betul, agar warga jangan sampai mendapatkan bantuan kedua kalinya, bahkan sampai ketiga kalinya,” kata Fauzan Khalid kepada Gatra.com di sela-sela pembagian sembako Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Giri Menang Mataram, Jumat (15/5).
Dikatakan Bupati, guna mengeliminir bahkan mencegah terjadinya kericuhan dalam setiap pembagian sembako saat ini perlu dilakukan pendataan yang akurat bagi warga penerima manfaat dan diberikan sosialisasi kepada warga masyarakat untuk tidak menerima bantuan dari sumber lainnya. “Memang ini terasa berat, namun ini harus dilakkan mengingat mental masyarakat ini yang perlu dirubah. Cara lainnya harus dirubah cara berkomunikasi yang nyambung kepada warga,” kata Fauzan.
Bupati mengajak masyarakat melalui pemerintah kecamatan dan desa agar wabah Covid-19 ini cepat selesai. Covid-19 ini ta bisa diselesaikan oleh pemerintah saja. Covid ini bisa selesai hanya dengan partisipasi, kesadaran masyarakat sendiri karena sumber penularanya ada di masyarakat. “Kalau Bahasa pasarannya itu ini merupakan penyakit kumpul-kumpul , penyakit kerumunan. Diamana orang banyak dan serin berkumpul disanalah kemungkinn penularan paling tinggi. Mari kita ajak masyarakat kita untuk sementara ini menghindari kerumunan. Kalaupun kumpul-kumpul hendaknya tetap mematuhi prokol kesehatan pencegahan Covid-19 ini,” ujarnya.
Direktur PDAM Giri Menang Mataram HL Ahmad Zaini mengungkapkan, Pemberian paket sembako ini diarahkan bagi warga masyarakat di sekitar smber mata air dan warga yang tinggal di sekitar jalur perpipaan PDAM Giri Menang Mataram. Paket sembako yang didistribusikan sebanyak 1.861 yang tersebar di 22 desa yang ada di Kecamatan Lingsar, Narmada dan Gunungsari. 1.316 paket didistribusikan ke warga yang tinggal di sekitar sumbe mata air dan sisanya juga dibagkan kepada tukang sapu, jaga malam dan tenaga penggalian saluran pipa.
“Saya berkeyakinan paket sembako ini akan tepat sasaran untuk disalurkan. Sesuai dengan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 ini. Paket sembako ini didistribusikan ke kantor desa. Di kantor desa nantinya warga yang berhak menerimanya akan mengambil sendiri di Kantor Desa. Ini dilakukan guna mencegah penularan Covid-19,” kata Zaini.