Semarang, Gatra.com - Pengamat Sosial Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Drs Hermawan Pancasiwi menilai munculnya fenomena manusia karung dan manusia gerobak merupakan imbas dari pandemi covid-19 atau corona.
"Kemunculan mereka manusia gerobak dan manusia karung imbas dari adanya pandemi corona. Mereka sepertinya sudah putus asa untuk menghidupi diri sendiri ataupun keluarganya," ujar Hermawan saat dihubungi Gatra.com, Jumat (15/5).
Hermawan menjelaskan, kelompok yang masuk dalam kategori pelaku ekonomi subsisten ini bukan dari jenis pengemis karena terhitung mendadak dan membludak jumlahnya.
"Mereka kebanyakan telah memiliki pekerjaan sebelum ada pandemi corona. Jadi memang mengemis ini bukan pekerjaan utamanya," jelasnya.
Lebih lanjut, Hermawan mengatakan, fenomena kemuculan manusia karung dan manusia gerobak di Indonesia juga disebabkan karena kurangnya kesadaran menyimpang uang atau menabung.
"Karena mereka adalah orang-orang yang memang harus bekerja setiap hari untuk makan. Kalau tidak kerja ya mereka tidak makan. Nah, ketika muncul pagebluk ini mereka mati kutu, sementara hidup terus berjalan dan mereka tidak memiliki tabungan," paparnya.
Menurutnya, saat ini yang terpenting ialah kembali menggerakan roda perekonomian agar kemunculan manusia karung dan manusia gerobak dapat menghilang perlahan.
"Solusinya adalah menggeliatkan roda ekonomi. Berdamai dengan corona untuk mensiasati bahwa ekonomi harus kembali. Dengan begitu kemunculan mereka akan hilang sedikit demi sedikit," tandasnya.