Bandung Barat, Gatra.com - Masyarakat masih enggan berpastisipasi mengikuti tes swab yang diselenggarakan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Bandung Barat (KBB). Jumlah persentase kehadiran peserta tes swab yang diharapkan lebih banyak, justru di bawah 50 persen.
Kepala Labkesda Bandung Barat, dr Maisarah mengatakan, dalam tes swab yang dilakukannya diprioritaskan atas kelompok rawan terinfeksi penyakit yakni ODP, PDP, tenaga kesehatan (Tankes), ulama, dan pedagang pasar. Namun peserta yang hadir masih didominasi tenaga kesehatan.
"Bandung Barat dapat jatah 1.131 yang mau di Swab. Sasarannya adalah ODP, PDP, Tenakes kemudian ali ulama orang-orang pasar. Ini sudah hari ke 4 dan ternyata yang paling banyak datang itu Tenakes dan yang terdata di Pikobar," kata Maisarah, Jumat (15/5).
Maisarah mengatakan pada hari pertama, Senin (11/5) ini Labkesda KBB menjadwalkan 63 peserta ikut, namun yang hadir hanya 48 orang. Pada hari kedua, dari target 70 orang, yang datang hanya 18 orang. Pada hari ke tiga, dari target 70 orang, yang datang hanya 41 orang.
"Untuk hari ini kita menyiapkan 90 orang, mudah-mudahan mereka datang 100 persen," ucap Maisarah.
Maisarah menduga, ketidakhadiran peserta tes karena takut merasa sakit saat diambil spesimen dari lubang hidung.
"Memang cukup terasa sakit, tapi kita tidak memaksakan membuat lubang baru, itu sudah ada. Ditambah sakitnya hanya sebentar," ucapnya.
Tes swab Bandung Barat tersebar di empat lokasi yaitu di RSUD Cikalong Wetan, RSUD Cililin, RSUD Lembang, dan Masjid Ash-Shiddiq.
"Kalau pemeriksaan Lakesda dilakukan di Masjid Ash-Shiddiq karena Lakesda kita tempatnya tidak memadai, karena kecil," katanya.