Pati, Gatra.com - Masih banyaknya masyarakat kurang mampu yang tidak tersentuh bantuan pemerintah, menjadi persoalan di masa pandemi COVID-19, apalagi Hari Raya Idul Fitri sudah di depan mata.
Warga Desa/Kecamatan Dukuhseti, Kabupaten Pati, Jawa Tengah Paini mengatakan, belum pernah mendapatkan bantuan program keluarga harapan (PKH) dan bantuan pangan non tunai (BPNT) maupun bantuan serupa dari pemerintah. Padahal kondisi ekonominya jauh dari kata mampu.
“Tidak pernah ada pihak desa yang ke rumah, tidak pernah dapat bantuan apa-apa dari pemerintah selama ini,” ujar nenek berusia 80 tahun itu dalam bahasa Jawa, Kamis (14/5).
Sejak suaminya wafat pada 30 tahun silam, ia mengaku harus bekerja sebagai buruh tani untuk menopang kehidupan dan empat orang putranya sebagai single parent. Meski saat ini anak-anaknya sudah mampu hidup mandiri, sayangnya beberapa tahun lalu ia tak mampu lagi bekerja karena fisik yang tak lagi muda.
“Hanya di rumah saja sekarang. Bisa makan itu paling ketika anak-cucu kirim, itu pun saat ada kerjaan manen saja,” tuturnya.
Keadaan serupa juga dialami Saini, Rakijah, maupun sejumlah warga lainnya. Di tengah bantuan sosial dari pemerintah mengucur deras, mereka hanya bisa menelan ludah lantaran bantuan yang dinanti tidak pernah mengisi periuk.
Mencoba menghapus kesenjangan sosial, Paguyuban Pemuda Peduli Masyarakat (P3M) Dukuhseti pun mengulurkan tangan kepada golongan tersebut, agar mereka turut menikmati berkah di bulan Ramadan.
“Sebenarnya di Kecamatan Dukuhseti kurang lebih ada ratusan warga yang sebenarnya layak mendapatkan bantuan tetapi tidak tersentuh oleh pemerintah. Oleh karena itu kita berupaya untuk memeratakan bantuan dengan membantu meringankan beban mereka,” kata Humas P3M Dukuhseti, Sekar Arum.
Organisasi yang baru berdiri setahun lalu ini pun mengaku, terus mendistribusikan bantuan berupa sembako dan sejumlah uang tunai kepada masyarat. Di bulan Ramadan saja sudah 15 bantuan disalurkan.
“Paket sembako berisi beras, minyak, telur, kue kering dan uang tunai. Sementara untuk kriterianya kita pilih lansia tidak berpenghasilan dan tentunya tidak terdaftar sebagai penerima bantuan dari pemerintah,” ucapnya.
Penggalangan dana dikatakannya bersumber dari iuaran anggota P3M serta donatur. “Setelah itu kita belanjakan. Seminggu sekali pada hari Jumat kita salurkan kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” ujarnya.