Padang, Gatra.com - Jumlah kasus positif coronavirus disease (Covid-19) di Sumatera Barat (Sumbar) sudah mencapai 339 orang. Angka ini tengah menuju puncak 350 orang sesuai prediksi tim ahli yang disampaikan Gubernur Irwan Prayitno bulan lalu.
Apabila prediksi itu benar, pertengahan bulan Mei 2020 ini memang sebagai puncak kasus Covid-19 di Ranah Minang. Perkembangan terakhir telah menunjukkan lonjakan yang signifikan. Dalam dua hari ini bahkan bisa bertamban 20 orang positif Covid-19 setiap harinya. "Hari ini bertambah 20 orang, 14 orang warga Kota Padang, 3 Agam, 1 Limapuluh Kota, 1 Payakumbuh, dan 1 warga Dharmasraya," kata Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Sumbar, Jasman Rizal di Padang, Rabu (14/5).
Menurut Jasman, penambahan tersebut berdasarkan hasil uji swab di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (Unand) Padang, dan Balai Veteriner Bukittinggi. Dengan penambahan 20 orang itu, kini total kasus Covid-19 di Sumbar 339 orang yang tersebar di berbagai daerah.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 83 orang di antaranya dinyatakan sembuh, dan 19 orang meninggal dunia. Kemudian orang dalam pemantauan (ODP) 8.821 orang, pasien dalam pengawasan (PDP) 630 orang, yakni 583 orang di antaranya dinyatakan negatif dan 47 orang masih dirawat untuk menunggu hasil.
Sebelumnya, Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno pernah penyampaikan, puncak kasus Covid-19 di Sumbar akan terjadi 21 Mei 2020 nanti hingga mencapai 350 orang. Prediksi eksponensial itu berdasarkan keterangan tim ahli Virus Corona dari Unand Padang, atas kecenderungan kasus Covid-19 di Sumbar yang selalu meningkat. "Hasil dari Unand seperti itu. Data secara fakta saat ini terus meningkat. Perhitungn korban positif diperkirakan bisa 350 orang, tapi kita berharap tidak terjadi," kata Irwan di Padang, Sabtu (11/4) lalu.
Menurutnya, tim ahli dari Unand memprediksi akan terjadi peningkatan kasus Covid-19 secara eksponensial. Prediksi ini diambil berdasarkan kajian data kasus pengalaman yang terjadi di negara lain. Salah satu penyebab lonjakan kasus Covid-19 ini, dikarenakan banyaknya orang dari luar daerah yanh masuk ke Sumbar.
Selain itu, adanya kecenderungan orang Minang yang pulang saat lebaran, juga diprediksi menjadi penyebab peningkatan angka positif. Kendati imbauan menunda pulang kampung telah dilakukan berulang kali. Namun tetap saja tidak bisa dibendung, sebab perantau pulang kampung memiliki beragam alasan. "Kita sudah berupaya mengimbau perantau tidak pulang dulu, tapi tidak bisa dibendung. Kita bisa maklumi, karena akan Ramadan dan Lebaran," ujar Irwan.