Jakarta, Gatra.com - Melalui kebijakan Merdeka Belajar yang poin kebijakannya telah disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, beberapa bulan belakangan, Kemendikbud bertujuan untuk memerdekakan pikiran, lahir dan batin peserta didik.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan (Kabalitbangbuk), Totok Suprayitno mengatakan melalui kebijakan Merdeka Belajar, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) ingin menciptakan lahan agar kreativitas tumbuh dan berkembang baik pada peserta didik, tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan.
"Untuk menciptakan praktik baik kepada peserta didik, para guru didorong untuk terus berkreasi. Kreativitas yang dibangkitkan dari guru-guru itu sendiri bukan resep yang dibawa, tapi bangkit dari guru-guru itu sendiri. Terbukti telah membuat pembelajaran ini menyenangkan. Pembelajaran ini bisa memberikan bekal yang baik. Belajarnya bisa ditingkatkan kualitasnya," kata Totok di Jakarta, Rabu (13/5).
Sejalan dengan kreativitas, lanjut Totok, Kemendikbud juga menggandeng Kementerian Agama (Kemenag) dan program INOVASI yang digagas bersama dengan Pemerintah Australia sejak 2016, terus berupaya menemukan dan memahami cara-cara untuk meningkatkan hasil pembelajaran siswa kelas awal, di berbagai daerah di Indonesia terutama dalam bidang literasi dan numerasi serta pendidikan inklusif.
Totok mengungkapkan setiap kali berkunjung ke sekolah-sekolah yang menjadi garapan program Inovasi, selalu timbul rasa optimisme bahwa melalui kolaborasi ini kualitas pendidikan di Indonesia bisa ditingkatkan.
“Yang selalu kita anggap mustahil mengubah kultur belajar dari yang kaku, yang serba ikuti petunjuk, menjadi sebuah proses belajar yang penuh dengan kreativitas oleh guru. Matematika yang momok dan menjadi menyenangkan, literasi yang sulit dicapai dari berbagai tes, ternyata bisa ditingkatkan dengan cara-cara yang bisa dimunculkan oleh guru-guru yang bersangkutan,” katanya.
Dalam program Inovasi, Totok menyebut dibutuhkan kreativitas guna mendorong setiap guru di sekolah yang menjadi sasaran untuk berkreasi.
“Kreativitas memang tidak bisa diajarkan, tetapi bisa ditumbuhkan dan ditularkan karena kreativitas yang dimiliki guru berbeda-beda,” ungkapnya.
Totok menegaskan target dari program Inovasi ini adalah memiliki sekolah-sekolah yang melaksanakan praktik beradaptasi dengan sekolah-sekolah lain. Sehingga, jika sebelumnya, banyak sekolah yang menunggu petunjuk dari Kementerian untuk menjalankan proses pendidikannya, maka Inovasi ini dapat memberikan kreativitas.
"Jangan menunggu petunjuk tetapi mulai berkreasi. Jangan takut untuk mencoba berkreasi. Jangan takut salah, karena kreativitas tidak mengenal salah,” katanya.