Jakarta, Gatra.com - Dalam rangka pengendalian Kebakaran lahan dan Hutan (Karhutla), Badan Penerapan dan Pengkajian Teknologi (BPPT) melakukan penerbangan perdana penyemaian awan di Provinsi Riau dan Jambi dilaksanakan hari ini Rabu 13 Mei 2020. Sekitar 20 ton garam telah disiapkan di Posko TMC Lanud Roesmin Nurjadin untuk pelaksanaan operasi TMC selama 15 hari kedepan.
Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumber Daya Alam, BPPT, Yudi Anantasena mengatakan, pencegahan Karhutla, mutlak dilakukan. Karena jika tidak dilakukan dan terjadi kebakaran, maka pengendalian akan semakin sulit untuk diatasi.
"Kami terus berfokus melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca yang dilaksanakan oleh Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca (BBTMC) BPPT, guna memadamkan titik api akibat kebakaran hutan dan lahan," Kata Yudi, di Jakarta, Rabu (13/5).
Dia menyatakan, teknologi modifikasi cuaca, atau biasa disebut hujan buatan merupakan langkah penting, terkait pengurangan risiko bencana Karhutla. "Dengan pelaksanaan hujan buatan ini, kami juga berupaya melakukan manajemen mitigasi bencana, melalui solusi teknologi modifikasi cuaca," ujarnya.
Pada operasi sebelumnya, tim TMC mampu meredam hotspot di Provinsi Riau. Kemudian pada Maret hingga awal April, dilaporkan hampir setiap hari terjadi hujan. Hotspot turun hingga sempat 0 titik.
Selain menurunkan jumlah hotspot, operasi TMC di Riau dan Jambi, kata Yudi Anantasena, ditargetkan membasahi lahan-lahan gambut di musim kemarau, dengan mengisi kanal-kanal, embung dan kolam-kolam retensi areal guna mencegah lahan gambut tersebut terbakar.
"Karena penting untuk dapat membasahi lahan gambut sebagai pengendalian Karhutla. Juga, pelaksanaan TMC Karhutla di Sumsel direncanakan dimulai akhir Mei 2020," ucapnya.