Home Kebencanaan Belum Ada Hasil Swab Napi Lapas dan Rutan Positif Covid-19

Belum Ada Hasil Swab Napi Lapas dan Rutan Positif Covid-19

Jakarta, Gatra.com – Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS), Reynhard Silitonga, mengatakan, sampai saat ini, belum ada warga binaan Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Gorontalo terinfeksi atau positif coronavirus disease 2019 (Covid)-19.

Reynhard menyampaikan keterangan tersebut dalam rapat pimpinan (Rapim) di Direktorat Jenderal (Ditjen PAS), Selasa (12/5). Adapun warga binaan yang hasil rapid test-nya reaktif Covid-19, langsung akan dikarantina di lapas atau rutan.

Ditjen PAS telah menyiapkan ruang atau tempat isolasi di tiap wilayah bagi narapidana atau warga binaan yang hasil tes cepat (rapid test)-ya reaktif Covid-19. Mereka kemudian akan menjalani tes lanjutan, yakni swab dan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

Sebelumnya, rapid test telah dilakukan di Rutan Kelas I Pondok Bambu dan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Gorontalo yang diikuti petugas dan warga binaan. Ditjen PAS masih menunggu hasil laporan ?dari kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta dan Gorontalo.

"Mengenai hasil swab warga binaan yang reaktif saat rapid test, baik di Rutan Pondok Bambu maupun Lapas Gorontalo. Rapid test hanya digunakan untuk screening awal karena bagaimanapun lapas dan rutan menjadi salah satu tempat yang rawan penyakit menular," kata Reynhard.

Rutan Pondok Bambu menyelenggarakan rapid test selama 3 hari pada 9-11 Mei 2020 bagi 115 orang petugas, 2 orang petugas Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM DKI Jakarta, 309 warga binaan, 2 anak bayi, 9 orang pegawai Kejaksaan dan 12 orang pihak eksternal.

Menurut Reynhard, dari pemeriksaan hasil kerja sama dengan Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur dan Puskesmas Duren Sawit tersebut, terdapat 2 orang petugas dan 24 orang warga binaan yang hasil rapid test-nya reaktif.

Hingga saat ini, lanjut dia, sebanyak 12 warga binaan reaktif telah menjalani tes PCR dan dikarantina di Rumah Sakit Pengayoman. Sedangkan 2 petugas menjalani isolasi mandiri di rumah dan diperintahkan melapor ke puskesmas atau rumah sakit rujukan Covid-19.

"[Sebanyak] 12 warga binaan lainnya yang hasilnya reaktif saat rapid test, diisolasi mandiri di kamar karantina Rutan Pondok Bambu, sambil menunggu hasil swab yang rencananya akan dilakukan pada 12 Mei 2020 oleh Puskesmas Duren Sawit Sudinkes Jaktim," ujar Reynhard.

Sedangkan di Lapas Kelas IIA Gorontalo, rapid test dilakukan kepada 489 warga binaan. Tes ini bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Gorontalo dan pengamanan oleh Polresta Gorontalo serta Kodim 1304 Gorontalo, Senin (11/5).

Hasil pemeriksaan tersebut, sebanyak 3 orang petugas dan 25 orang warga binaan reaktif atau terduga positif dan dikarantina di Lapas Perempuan Kelas III Gorontalo, yang ditunjuk sebagai Lapas untuk isolasi di wilayah Gorontalo. Dan untuk sementara, 33 orang warga binaan LPP Gorontalo dipindahkan ke LPKA Kelas II Gorontalo.

"Saat ini, warga binaan yang reaktif rapid test telah kami pindahkan ruang isolasi yang sudah disiapkan sejak jauh-jauh hari. Pengawasan kami lakukan secara maksimal, termasuk dengan memberikan asupan makanan bergizi tinggi dan tambahan multivitamin agar daya tahan tubuh tetap baik," kata Reynhard.

Ia pun menekankan bahwa semua penghuni Lapas, Rutan, dan LPKA akan ditangani serius dalam hal potensi penyebaran Covid-19 sesuai dengan Protokol Kesehatan Penanganan Covid-19.

"Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) terus bekerja keras dalam mengoordinir pencegahan, penanganan, pengendalian, dan penanggulangan Covid-19 di UPT Pemasyarakatan, khususnya Lapas, Rutan dan LPKA. Bekerja sama dengan BNPB dan Gugus Tugas Penanganan Covid- 19."

Sedangkan soal adanya 1 orang warga binaan Lapas Bojonegoro yang sempat terkonfirmasi positif Covid-19, Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Ditjen PAS, Yuspahruddin, menyampaikan bahwa warga binaan tersebut sebelumnya dirujuk ke rumah sakit luar lapas pada 5 April 2020 karena penyakit jantung, diabetes melitus, dan hipertensi.

"Jadi tidak ada penyakit yang terkait dengan gejala Covid-19 saat warga binaan tersebut dirujuk perawatan di rumah sakit luar lapas. Sehingga kuat dugaan, warga binaan tersebut terpapar Covid-19 di rumah sakit dia dirawat, " kataya.

"Alhamdulillah saat ini dia sudah negatif Covid-19 dan masih melanjutkan pengobatan di rumah sakit untuk penyakit jantung, diabetes dan hipertensi," katanya dalam keterangan tertulis.

Yuspahruddin mengungkapkan bahwa sejak awal Maret kemarin, Ditjen PAS telah mengeluarkan kebijakan 12 langkah pencegahan dan penanganan Covid-19.

"Penyediaan fasilitas kesehatan dan kebersihan terus kami lakukan. Begitu juga dengan langkah lainnya yang telah kami lakukan, seperti pembatasan kunjungan dan persidangan dengan video call dan penundaan penerimaan tahanan maupun narapidana baru selama pandemi Covid-19 untuk mengurangi risiko penularan. Kami juga menerapkan SOP penanganan Covid-19 secara ketat," katanya.

290