Sibolga, Gatra.com - PT Pelabuhan Indonesia I Sibolga, selaku pengelola kepelabuhanan di Kota Sibolga, Sumatera Utara (Sumut), coba menekan lost (Kehilangan) pendapatan dari sumber-sumber pemasukan di pelabuhan selama Pandemi Covid-19. Perusahaanmemprediksi kemungkinan kehilangan pendapatan sekitar 25-30 persen di tahun ini.
"Saat ini, arus penumpang dari Pelabuhan Sibolga telah terhenti, karena adanya kebijakan pemerintah atas penghentian pengangkutan penumpang oleh kapal pengangkut penumpang. Begitu juga kunjungan kapal di kawasan pelabuhan Sibolga sudah menurun, ditandai dengan terhentinya operasional kapal pengangkut aspal. Kapal pengangkut aspal ini sudah satu bulan tidak masuk ke Pelabuhan Sibolga," kata General Manager (GM) Pelindo I Sibolga, Suhari menjawab Gatra.com, via selular, Senin (11/5).
Sebelumnya Suhari optimis Pelindo I Sibolga sebagai salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di Kota Sibolga akan mampu meraih target perusahaan sebesar Rp200 miliar di tahun ini.
Namun optimisme itu berubah seiring dengan terjadinya Pandemi Covid-19. Dan untuk tetap menjaga momentum pertumbuhan ekonomi di saat ekonomi melemah atau dengan kata lain agar prediksi persentase target capaian Pelindo I Sibolga tidak semakin menurun atau semakin dalam di tahun ini.
Pelindo I Sibolga pun mencoba menyiasati dengan memaksimalkan pelayanan jasa kepelabuhanan serta tetap mengutamakan kelancaran arus logistik dan bongkar muat di kawasan Pelabuhan Sibolga. Hal itu diperbuat karena mengingat pelabuhan sebagai salah satu pintu gerbang perekonomian.
"Maka itu, kita dari Pelindo I Sibolga tetap berkoordinasi dengan pihak-pihak pelayaran dan investor, seperti dengan (Perusahaan) Trans Continent. Trans Continent sebagaimana juga diketahui saat ini sedang menyiasati kenaikan biaya, karena banyaknya kegiatan mereka yang menurun," tutur Suhari.
Suhari mengakui, momentum pertumbuhan ekonomi dengan perusahaan Trans Continent ini harus tetap mereka jaga, mengingat sumber primadona pemasukan terbesar Pelindo I Sibolga berasal dari mobilitas peti kemas di kawasan Pelabuhan Sibolga.
Trans Continent sebagaimana diketahui merupakan salah satu perusahaan yang mengelola dan mengangkut peti kemas milik perusahaan Tambang Emas Martabe di Batangtoru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumut, dari kawasan Pelabuhan Sibolga.
"Beruntung, mereka (Perusahaan Trans Continent) masih berjalan dengan Tambang Emas Martabe, kalau tidak, target pendapatan kita tahun ini bisa menurun sampai 50 persen. Belum lagi pendapatan kita ini juga masih akan mengalami penyusutan nantinya, karena kita juga harus membayar biaya dermaga dan pelabuhan. Jadi memang sulit mengatakan perihal pendapatan kita tahun ini," beber Suhari.
Sementara dalam menghadapi krisis dan Pandemi Covid-19 ini, Pelindo I Sibolga sebut Suhari, telah merubah sistem kerja pegawai dengan melakukan kebijakan Work From Home (WHF) secara bergantian. Selanjutnya melakukan penghematan biaya dan juga mengalihkan sebagian biaya Pelindo I Sibolga dari pusat untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19.
"Pengalihan biaya untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19 ini ditangani dan dikoordinir langsung oleh kantor pusat Pelindo. Kantor pusat ini nantinya yang akan menyalurkan bantuan berupa sembako kepada masyarakat lewat kantor cabang Pelindo yang ada di Indonesia, salah satunya Pelindo Sibolga," pungkasnya.