Yogyakarta, Gatra.com – Polemik di Partai Amanat Nasional (PAN) terus terjadi. Setelah disebut mundur oleh pengurus pusat, Ketua PAN Daerah Istimewa Yogyakarta menuding bahwa PAN diisi oleh kader baru bermental penjilat.

Ketua Dewan Pimpinan Wilayah PAN DIY Nazaruddin disebut mundur dari posisinya oleh Wakil Bendara Umum DPP PAN Rizki Aljupri. Namun Nazaruddin menyatakan dirinya belum pernah menyatakan mundur sebagai Ketua DPW PAN DIY.

“Apa yang disampaikan oleh Rizki Aljupri itu omongan ngawur. Saya belum pernah menyatakan mundur dari ketua DPW,” kata Nazaruddin saat dikonfirmasi, Senin (11/5).

Menurut Nazaruddin, kalaupun mundur, dirinya akan mempertanggungjawabkan kepemimpinannya saat musyawarah wilayah sesuai aturan dan etika PAN.

“Mungkin karena Rizki Aljupri kader yang baru dicomot kemarin sore. Tidak paham aturan dan etika begini. Saya sudah tidak berminat lagi menjadi Ketua DPW. Setelah musyawarah wilayah itu, saya akan menentukan jalan saya sendiri,” kata Nazaruddin.

Nazaruddin mengatakan orang-orang yang belum lama masuk PAN seperti Rizki Aljupri memiliki mental penjilat dan telah merusak PAN. “Tidak punya rasa hormat terhadap pendiri partai,” ujarnya.

Ia juga mengungkapkan jika ia tak lagi bersama PAN, hal itu karena perbedaan prinsip perjuangan. Menurut dia, mayoritas pemilih PAN, khususnya di DIY, tidak menghendaki PAN menjadi bagian pendukung pemerintah.

“Di pilpres mereka (pemilih PAN) tidak memberi amanat untuk memilih penguasa yang sekarang. Apa yang saya suarakan adalah suara mayoritas konstituen PAN DIY," ujarnya.

Nazauddin menilai pendiriannya ini sesuai dengan suara pemilih PAN, terutama di DIY. "Kalau DPP akan membawa kapal PAN berlabuh ke kekuasaan, itu pengkhianatan terhadap aspirasi konstituen dan akan membuat PAN semakin dijauhi rakyat,” ucapnya.

Perpecahan di tubuh PAN ini menyusul keputusan politisi PAN Hanafi Rais mundur sebagai kader. Ayah Hanafi, salah satu pendiri PAN, Amien Rais, pun menyatakan akan membentuk partai baru.