Palembang, Gatra.com – Beras produksi lahan gambut di Desa Ganesha Mukti Kecamatan Muara Sugihan Provinsi Sumsel segera dipasarkan secara online. Desa yang merupakan desa sasaran intervensi Badan Restorasi Gambut (BRG) telah mampu berproduksi tanpa budaya membakar.
Dinamisator Kedeputian 3 BRG RI DD Shineba mengatakan Desa Ganesha Mukti memiliki lahan pertanian mencapai 1.200 hektar (ha) yang telah mampu menghasilkan beragam jenis beras, mulai dari beras putih, beras merah dan akan mengembangkan beras hitam. Dari tiga jenis beras tersebut sudah mencapai 40% dikembangkan dengan tanpa membakar lahan.
“Desa itu sudah bisa menghasilkan beras putih 4.800 ton, beras merah 600 ton dan saat ini juga mengembangkan beras hitam. Dalam setahun, produksi beras sudah mencapai 1 ton, dan telah mengaplikasikan tanpa membakar lahan,” ungkapnya, Minggu (10/5).
Desa yang menjadi pendampingan tim BRG melalui program desa peduli gambut yelah menjadi desa lumbung pangan yang pengolahannya secara alami. “Petani sudah mengubah pola dengan menjaga kelestarian ekosistem gambut,” sambung ia
Produksi beras-beras ini pun sudah dipasarkan dengan lebih maju, yakni sistem online, artinya promosi yang dilakukan telah lebih luas, menjangkau masyarakat yang tidak hanya berada di Sumsel. “BRG juga melakukan program penguatan kelembagaan melalui BUMDes Wiraguna Desa Ganesha Mukti dengan memfasilitasi promosi produk hasil pertanian secara online di Ig@produkrawang,” ucap Shineba.
Desa Ganesha Mukti dan Desa Daya Mukti yang menjadi desa intervensi program DPG BRG juga menyikapi pencegahan penyebaran covid 19. Beberapa minggu yang lalu, BRG juga bekerjasama dengan kelompok perempuan di Desa Peduli Gambut memproduksi masker non medis. “Dua desa di Kecamatan Muara Sugihan, mendistribusikan masker kepada masyarakat. Selain pendistribusian masker BRG, juga ikut serta bersama pemerintah daerah mensosialisasikan pencegahan covid 19,” pungkasnya.