Yogyakarta, Gatra.com - Klaster besar penularan Covid-19 terbaru ditemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Klaster yang muncul di supermarket Indogrosir, Sleman, ini menjadi pelajaran bagi pelaku usaha supaya menerapkan protokol pencegahan Covid-19 secara ketat.
Hingga Jumat (8/5), DIY mencatatkan 143 kasus positif, 1.049 pasien dalam pengawasan (PDP) 5.272 orang dalam pemantauan (ODP).
Pakar soal penularan penyakit dari Universitas Gadjah Mada, Riris Andono Ahmad, menjelaskan DIY telah menemukan tiga klaster besar, yakni klaster Jamaah Tabligh di Sleman dan Gunungkidul, serta klaster Gereja Protestan Indonesia Barat.
Klaster besar tersebut makin berkembang, terutama klaster Jamaah Tabligh Gunungkidul. Pekan lalu, enam orang positif dari klaster ini. Pekan ini, kasus positif terkonfirmasi bertambah 11 orang.
“Ke depan, kami prediksi peningkatan kasus masih akan terjadi seiring dengan semakin meningkatnya kapasitas diagnosis dan semakin meluasnya penularan,” ujar Riris saat menggelar jumpa pers bersama Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di DIY, Jumat (8/5).
Riris menjelaskan, klaster mengacu pada penularan yang terjadi pada banyak orang, secara masif, dan pada suatu waktu bersamaan.
Selain tiga klaster itu, klaster baru tekah muncu di DIY, yakni klaster supermarket Indogrosir. Klaster ini bermula dari seorang pekerja yang positif Covid-19. Karena kasus itu, hingga hari ini, 344 pekerja telah menjalani tes cepat. Hasilnya, 60 orang reaktif.
“Dengan adanya klaster besar keempat tersebut, menunjukkan indikasi adanya penularan local yang sudah meluas,” kata Riris.
Menurut dia, mengingat skala penularan makin meluas, strategi penemuan kasus Covid-19 pun berubah. Jika sebeumnya melalui pelacakan kontak, pendekatan diubah menjadi skrining.
Selain itu, klaster ini menjadi pelajaran bagi pelaku bisnis, terutama bisnis retail dan layanan jasa yang berhubungan dengan orang banyak. “Pengusaha diimbau agar mempunyai protokol pencegahan infeksi yang memadai, menyediakan fasilitas cuci tangan, dan membatasi jumlah dan jarak antar pengunjung per satuan waktu,” kata dia.
Menurutnya, protokol pencegahan penularan akan membantu pebisnis untuk memastikan bahwa usaha dapat tetap berjalan dan tempat usaha tidak menjadi sarana potensial penularan Covid-19.
“Kita akan hidup berdampingan dengan Covid-19 cukup lama. Pelaku usaha juga perlu adaptasi agar tidak terjadi penularan terlalu tinggi dan mengganggu kegiatan sosial dan ekonomi,” ujarnya.