Tegal, Gatra.com - Dampak pandemi Covid-19 turut memukul perajin batik di Kota Tegal, Jawa Tengah. Meski begitu, mereka tetap menjalankan produksi batik Tegalan di tengah sepinya pesanan dan kendala yang dihadapi.
Perajin batik di Desa Bandung, Kecamatan Tegal Selatan Ida Nursanti (40) mengatakan, pesanan pembuatan batik Tegalan dari instansi dan sekolah banyak yang dibatalkan akibat pandemi Covid-19.
"Pesanan banyak yang dibatalkan karena anggaran instansi sekarang dialihkan untuk penanganan Covid-19. Jadi kami harus memahami. Pesanan juga berkurang," kata Ida kepada Gatra.com, Jumat (8/5).
Menurut Ida, dalam satu bulan pesanan pembuatan batik Tegal biasanya bisa mencapai 100 potong lebih sebelum ada pandemi Covid-19. Pesanan itu dikerjakan bersama-sama oleh 20 perajin batik dari sejumlah kelurahan yang menjadi anggota Koperasi Griya Batik Cempaka Mulya.
"Sementara ini sejak pandemi belum ada pesanan lagi. Terakhir kami menyelesaikan pesanan batik cap dari PKK Pemkot Tegal sebanyak 800 potong. Itu pesannya sebelum ada pandemi," ungkap Ida.
Selain sepinya pesanan, di masa pandemi ini perajin batik juga menghadapi kendala bahan baku. Kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang diberlakukan di sejumlah daerah untuk mencegah penyebaran Covid-19 membuat bahan baku seperti pewarna sulit dicari.
"Kami susah beli keluar. Pengiriman juga lambat semuanya. Biasanya empat hari, sekarang sampai seminggu," ujar Ida.
Meski kondisinya sedang sulit, Ida mengatakan produksi batik di Griya Batik Cempaka Mulya tetap berjalan sembari menunggu pandemi Covid-19 mereda. Dia optimis pesanan batik akan kembali meningkat usai pandemi.
"Produksi tetap ada untuk stok. Barangkali ada pembeli datang atau ada kunjungan dari instansi, kami sudah siap," ujar Ida.