Karanganyar, Gatra.com - PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) mencatat penurunan traffic pengguna jasa jalan tol hingga 60 persen akibat kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Meski lalu lintas di tol sepi, perusahaan ini tetap menyiapkan posko, rest area maupun kebutuhan pengguna jalan tol di ruas strategis, khususnya di momentum arus mudik dan balik lebaran.
Direktur Utama PT JSN, Ari Wibowo mengaku legawa terhadap kondisi kurang bagus tersebut. PSBB selain tidak menguntungkan pemilik usaha angkutan, juga dirasakan salah satu BUMN ini.
“Penurunan traffic sampai 60 persen. Sebagai pembanding, momentum mendekati lebaran pada tahun lalu, traffic harian sampai 35 ribu kendaraan masuk tol Solo-Ngawi. Sedangkan rata-rata hariannya di 15 ribu kendaraan. Sekarang hanya 5 ribu kendaraan saja,” katanya kepada Gatra.com di sela kegiatannya di Karanganyar, Jumat (8/5).
Mobil yang masuk tol di masa pandemi covid-19, sedikit yang mengangkut pemudik lantaran PSBB. Sehingga, jalan tol hanya dilewati mobil rute lokalan Boyolali-Solo-Karanganyar-Sragen.
Terkait kebijakan Kemenhub tentang pemberian izin operasional seluruh moda transportasi komersial, ia meragukannya mampu mendongkrak traffic tol yang terlanjur anjlok.
“Ada pembatasan dan syarat-syarat diizinkannya kembali operasional moda transportasi. Menurut kami, tidak mungkin bisa normal. Masih di bawah normal,” katanya.
Diakuinya, tol sepi berpengaruh pada keuangan PT JSN. Sedangkan perusahaan ini tak bisa menaikkan sesuka hati tarif jasa penggunaan jalan tol. Di sisi lain, harus menanggung utang bank yang tak sedikit untuk permodalan usaha.
“Pembayaran kewajiban ke bank menjadi PR kami. Harapannya mendapat relaksasi angsuran pinjaman dari bank dan pembayaran bunganya,” katanya.
Terlepas dari persoalan tersebut, PT JSN tetap menyediakan fasilitas jalan tol di momentum lebaran seperti posko, patroli, rest area, SPBU, tempat makan dan sebagainya.