Batam, Gatra.com - Wakil Wali Kota Batam Amsakar Ahmad menyebut secara garis besar, dalam konteks ekonomi hampir semua sektor di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri), mengalami perlambatan saat pendemi Virus Corona (Covid-19) berlangsung. Semua sektor tersebut diketahui menghadapi gejolak yang sangat dahsyat, bahkan unpredictable.
Batam, kata dia, sebagai daerah industri, perdagangan, pariwisata, alih kapal dan basis logistik benar-benar sangat terpukul. Industri manufaktur yang bahan bakunya berasal dari dalam negeri relatif tidak terpengaruh tetapi, yang dari luar negeri justru hanya bertahan dari bahan baku yang tersedia saat ini.
“Kendati demikian, industri manufaktur ini masih cukup tangguh dan belum melakukan langkah efisiensi seperti merumahkan karyawannya atau mengurangi produksi,” katanya, pada Gatra.com, Jumat (8/5) di Batam.
Sementara untuk sektor perdagangan, lanjut Amsakar, hampir semuanya terdampak. Hal ini disebabkan karena negara tetangga sudah memberlakukan penguncian kawasan (lockdown), sementara daerah lainnya di Indonesia juga sudah mulai melaksanakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Hal ini tentu sangat mempengaruhi lalu lintas perdagangan dari dan ke Batam.
“Sektor pariwisata yang diketahui menjadi penopang pertumbuhan ekonomi Kota Batam, Kepri benar-benar menghadapi dampak yang sangat berat. Hotel sudah sepi pengunjung, restoran dan jasa hiburan juga sangat terpuruk,” ujarnya.
Pemko Batam yang kini telah menjadi satu komando dengan BP Batam, kata dia, konsisten memberikan keringanan bagi masyarakat melalui pembayaran tagihan Air ATB bagi keluarga yang berpenghasilan rendah, dengan menggratiskan air sampai dengan 20 kubik untuk Pelanggan Rumah Ibadah seperti Klasifikasi Golongan Sosial-1B dan Pelanggan Rumah Murah Klasifikasi Golongan Non Niaga-2B.
Selain itu Pemko Batam juga memberikan keringanan pajak daerah terhadap wajib pajak yang terdampak pendemi Covid-19. Pemerintah juga memberikan berbagai kemudahan dengan relaksasi pajak daerah dan UWT BP Batam terhadap pengusaha-pengusaha yang terkena dampak Covid-19, sehingga diharapkan dapat sedikitnya mengurangi beban dan mendorong untuk terus bertahan di tengah pendemi ini.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepri Cahya mengaku, pendemi Covid-19 sangat menganggu supply bahan baku khususnya dari Cina. Lantaran Industri di Batam, Kepri mayoritas mengimpor bahan baku yang berasal dari luar negeri termasuk dari Cina dan negara lainnya.
Sehingga, kata dia, jika wabah ini tidak segera teratasi, kemungkinan sangat mengganggu stabilitas ekonomi, dan invetasi juga akan lesu. Apalagi hingga saat ini sudah ada belasan ribu buruh yang terdampak akibat mewabahnya Covid-19 di Kepri.
“Apindo Kepri juga meminta dengan tegas kepada pelaku usaha atau pengusaha jangan sampai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sepihak kepada masyarakat ditengah dampak akibat mewabahnya pendemic Covid-19 ini. Hal itu ditakutkan akan memperburuk keadaan,” tuturnya.