Luwuk, Gatra.com– Provinsi Sulawesi Tengah boleh berbangga sebagai salah satu sentra kelapa nasional, saat ini tidak hanya memasok kebutuhan domestik namun kelapa dari kabupten Luwuk ini juga dapat memasok kebutuhan pasar global.
Dahulu hanya ekspor berupa kelapa biji utuh tanpa sabut, kini dengan bekerjasama dengan instansi terkait dan investor, saat ini sudah ekspor dalam bentuk olahan.
Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Palu kembali melepas ekspor komoditas olahan kelapa berupa tepung kelapa atau desiccated coconut sebanyak 50 ton dengan nilai ekonomi sebesar Rp 810 juta ke negara Jerman.
Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil melalui keterangan tertulisnya, Kamis (7/5) menyebutkan bahwa ekspor komoditas tepung kelapa ini termasuk baru dan trennya terus meningkat.
Menurutnya, jenis komoditas ini pertama kali diekspor pada bulan Agustus tahun 2019, dan terus berlanjut hingga akhir Desember 2019. Tercatat pada sistem IQFAST di Karantina Pertanian Palu, sebanyak t423,6 ton dengan nilai sebesar Rp7 miliar berhasil dibukukan tahun lalu.
‘’Dan ditriwulan pertama tahun ini atau dimasa pandemi, permintaan akan tepung kelapa tetap meningkat. Tercatat 859,8 ton yang sudah difasilitasi oleh Karantina Pertanian Palu. Semoga tren tetap terjaga kedepan," jelasnya.
Saat ini sejumlah negara menjadi pelanggan tetap produk olahan kelapa asal Sulteng ini. Yakni Amerika Serikat, Jerman, Prancis, Denmark, Vietnam, Belanda, Kroasia Belgia dan Brasil. Hingga Maret 2020 nilai ekonomi yang dapat diraup sebesar Rp 13,9 miliar.
Sesuai perannya sebagai otoritas karantina dan fasilitator pertanian di perdagangan internasional, Barantan terus lakukan penguatan kesisteman agar sertifikasi yang dikeluarkan dapat diakui negara mitra dagang.
Selain itu, untuk pelaku usaha agribisnis pihaknya juga telah menerapkan digitasi layanan yang terintegrasi. Sehingga seluruh proses permohonan tindakan karantina dapat dilakukan secara dalam jaringan atau online.
Secara terpisah, Kepala Karantina Pertanian Palu, IB Harry Soma Wijaya menambahkan bahwa pada bulan Mei 2020 ini telah diajukan permohonan sertifikasi ekspor sebanyak 153,6 ton. Dengan 3 negara tujuan masing-masing Maroko, Amerika Serikat dan Inggris. serta nilai ekonomisnya mencapai Rp 4,5 miliar.
Selain tepung kelapa, terdapat produk baru yang menjadi komoditas unggulan ekspor dari Sulteng. Produk olahan lain asal kelapa ini adalah Virgin Coconut Oil (VCO) dan Coconut Oil (CO).
Negara tujuan ekspor untuk produk ini adalah Meksiko dan Pakistan. "Sinergisitas dengan pemangku kebijakan di Sulteng akan terus ditingkatkan agar produk baru inipun dapat segera menembus negara lain ," tutup Soma.