Mataram, Gatra.com - Para pengunjung berbelanja di Pasar Induk Mandalika, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dihadapkan dengan terus merangkaknya harga bahan pokok (Bapok) seakan tak terkendali, terutama pada berbagai jenis bumbu dapur yang harus disiapkan oleh para ibu rumah tangga terutama untuk kebutuhan selama bulan Ramadan tahun ini. Belum lagi wabah pandemi corona yang hingga saat ini belum berakhir.
Pantauan Gatra.com, Kamis (7/5) di Pasar Induk Mandalika, Kota Mataram menunjukkan terjadinya kenikan harga pada item komoditi tertentu yang dijadikan sebagai bumbu penyedap bagi kalangan ibu rumah tangga. Tomat misalnya, dari harga tiga hari sebelumnya hanya Rp4000 per Kg, kini sudah melonjak menjadi Rp8000 per Kg. Cabe rawit (cabe kecil) yang semula harganya bias Rp50 ribu per Kg, menjadi Rp60 ribu per Kg. Bawang merah semula Rp45 ribu kini menjadi Rp60 ribu per Kg. Bawang putih dua hari sebelumnya terpantau harganya Rp50 ribu per kg, naik menjadi Rp65 ribu per kg.
“Kenaikan ini terjadi karena masih tersendatnya pengiriman bahan-bahan dapur ini ke pasar Mandalika. Di samping itu, naiknya biaya pengiriman dari pusat-pusat komoditi bahan pertanian ini baik yang dari Lombok Timur, Sumbawa apalagi dari Bima menjadi alasan para penyetok menaikkan harga. Jadi kalau naiknya dari sana juga kita naikkan di sini, untung-untung sedikitlah,” kata Rohana salah seorang padagang sayur-mayur di Pasar Mandalika kepada Gatra.com, Kamis (7/5).
Selain itu, jika dilihat dari jumlah pengunjung Pasar Mandalika dibanding sebelum terjadinya wabah corona terlihat mulai menurun. Sebelumnya, pengunjung Pasar terbesar di NTB ini cukup padat.
“Ya kita maklumi karena kondisi saat ini yang tidak memungkinkan setiap orang untuk berada di kerumunan masa seperti pasar, karena imbauan pemerintah yang tidak membolehkan untuk itu karena takut penularan penyakit ini,” kata Rahman salah seorang petugas di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar Mandalika.
Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, Mutawalli mengakui terkait pengendalian harga bahan pokok saat puasa sebelumnya telah dibahas bersama tim inflasi pemerintah daerah (TIPD).
“Kalau kita di Pertanian tetap mengawasi peredaran daging sapi, ayam, bawang merah, bawang putih termasuk cabe dan bumbu dapur lainnya. Yang kita khawatirkan justru yang terjadi di lapangan. Adanya pengusaha yang tiba-tiba mendatangkan daging sapi dari luar daerah. Bila ini dilakukan tentu akan mengancam harga daging lokal yang memang harus lebih diutamakan. Apalagi kualitas dagingnya taka da jaminan sehat dikonsumsi,” ujar Mutawalli.