Lombok Barat, Gatra.com - Sebanyak 4 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiah Assyafiiyah, Sukerejo, Situbondo, dan 3 santri Pondok Pesantren Modern Darussalam, Gontor, Jawa Timur, Rabu (6/5) dipulangkan ke daerah asalnya Kabupaten Lombok Barat (Lobar). Kepulangan 7 santri asal Lombok Barat tersebut dijemput langsung Tim Gugus Tugas Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19 Kabupaten Lombok Barat di Pelabuhan Lembar. Tim yang terdiri dari dari TNI-Polri, Dinas Kesehatan dan anggota tim lainnya.
Setibanya di Posko Covid-19 Bencingah Agung Kantor Bupati Lombok Barat, tujuh pengurus santri dimaksud langsung mengikuti pemeriksaan (skrining) oleh petugas baik dari Dinas Kesehatan bersama anggota tim lainnya.
“Jadi bagi siapapun yang baru datang dari luar daerah dan masuk wilayah Lombok Barat, harus mengikuti prosedur tetap (Protap) penanganan, pencegahan dan penanggulangan COVID-19,” kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupeten Lombok Barat Dr Sahabudin ditemui di Bencingah Agun Kantor Bupati Lombok Barat, Rabu (6/5).
Sahabudin yang juga koordinator Pusat Data dan Pelaporan (Pudalop) Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Lombok Barat ini menambahkan, setiap warga masyarakat Lombok Barat yang baru datang dari luar daerah diharuskan mengikuti proes pemeriksaan kesehatan termasuk identifikasi setiap orang yang memasuki wilayah Lombok Barat baik melalui Pelabuhan Lembar ataupun Bandar Udara Internasional Lombok (BIL). Selanjutnya dipulangkan ke desa asalnya masing-masing untuk melakukan isolasi mandiri di rumah.
Ketua Rayon Ikhsas Lombok Barat di Ponpes Salafiah Assyafiiyah, Situbondo, Jawa Timur M Jazuli mengungkapkan, 4 santri Ponpes Salafiyah Assyafiiyah, Situbondo dan 3 santri Ponpes Darussalam, Gontor sebelum pulang ke Lombok Barat terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan dan Polres setempat. Mereka dinyatakan sehat.
“Sebelumnya juga dilakukan pemulangan santri pada tahap pertama dan kedua sebanyak 110 orang baik putra dan putri yang dilakukan secara terpisah. 110 orang tersebut berasal dari Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Tengah dan Lombok Timur dan sebagian kecil berasal dari Sumbawa dan Bima.