Palembang, Gatra.com - Badan Pusat Statistik Sumatera Selatan (BPS Sumsel) mencatat adanya penurunan moda transportasi udara di Sumsel selama pandemi COVID-19 terjadi.
Kepala BPS Sumsel Endang Tri Wahyuningsih mengatakan, berdasarkan perhitungan Februari ke Maret saja, angkutan udara mengalami penurunan baik keberangkatan internasional maupun domestik.
"Keberangkatan dari Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II pada Maret 2020 secara keseluruhan sebanyak 103.582 orang turun 30,63 persen jika dibandingkan Februari 2020 yang sebanyak 149.320 orang," katanya, Rabu (6/5).
Penurunan lebih merosot terjadi pada keberangkatan internasional yang turun menjadi 1.785 orang atau turun 77,31 persen dibanding Februari. Sementara jumlah penumpang domestik turun menjadi 101.797 atau 28,03 persen.
Selama periode Januari - Maret 2020 jumlah keberangkatan pesawat udara dari Bandara SMB II Palembang sebanyak 4.246 penerbangan, turun sebesar 7,78 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2019 yang sebanyak 4.604 penerbangan.
Menurut Endang Penurunan terjadi, tidak saja di keberangakatan penumpang. Namun turunnya daya angkut turut memengaruhi kedatangan penumpang di Bandara SMB II Palembang.
"Maret 2020 jumlah pesawat udara yang membawa penumpang dari luar ada 1.290 penerbangan. Angka ini, turun sebesar 9,79 persen dibandingkan dengan Februari 2020 sebanyak 1.430 penerbangan," ucapnya
Penurunan terjadi pada penerbangan domestik, maupun internasional. Penerbangan domestik turun sebesar 7,87 persen, dan penerbangan internasional turun sebesar 47,14 persen.
"Perhitungan kita baru dari Februari ke Maret, April ke Mei masih dalam pengumpulan data," katanya.
Ditambahkannya, berdasarkan data Maret 2020, pada dasarnya perkembangan transportasi penumpang merosot di semua sektor termasuk darat, udara dan laut.
Dimana pada transportasi darat seperti kereta api yang ikut mengalami penurunan hingga 12,95 persen pada Maret dibanding Februari 2020.
Sementara itu, untuk jumlah penumpang angkutan laut dari keberangakatan Pelabuhan Boom Baru Palembang, pihaknya mencatat, mengalami penurunan hingga 22,28 persen pada Maret dibanding Februari 2020.