Banyumas, Gatra.com – Harga gula pasir di wilayah Banyumas dan Cilacap, Jawa Tengah tinggi di tingkat eceran. Terkini, harga gula pasir mencapai Rp17 ribu per kilogram, baik di pasar tradisional maupun toko kelontong.
Seorang ibu rumah tangga di Lumbir, Banyumas, Ratnawati mengatakan gula pasir masih seharga Rp17 ribu. Padahal, biasanya harga gula pasir hanya berkisar Rp12 ribu. Namun begitu dia mengakui ada penurunan dari harga sebelumnya yang mencapai Rp18 ribu per kilogram pada awal Ramadan lalu. “Setengah kilonya Rp9 ribu,” katanya, Selasa (5/5).
Dia mengaku khawatir gula pasir akan terus menanjak naik. Pasalnya, saat ini Ramadan baru memasuki dasarian kedua. Dikhawatirkan gula pasir dan kebutuhan pokok lainnya akan semakin tinggi pada dasarian ketiga Ramadan, atau menjelang Idul Fitri.
Kepala Cabang Bulog Banyumas, Dani Satrio mengakui harga gula di atas harga eceran tertinggi (HET). Karenanya, pihaknya siap operasi pasar. Dalam operasi pasar itu, Bulog akan menggandeng pemerintah daerah di empat kabupaten wilayah Bulog Banyumas, meliputi Banyumas, Banjarnegara, Cilacap dan Purbalingga. “Operasi pasar dengan HET Rp12.500 per kilogram,” kata Dani.
Dani menjelaskan, Operasi pasar dilakukan di pasar tradisional. Selain itu, Bulog juga akan menggandeng mitra Bulog, yakni Rumah Pangan Kita (RPK) untuk mengatasi harga yang tinggi tersebut. Harapannya, tak terjadi lonjakan berarti saat Ramadan dan Idul Fitri.
Berbeda dengan gula pasir yang harganya tinggi, beras di eks-Karesidenan Banyumas justru stabil. Kondisi ini dipengaruhi masa panen raya yang hingga Mei ini masih berlangsung di berbagai wilayah. Terkini harga beras medium dari pabrik penggilingan masih berkisar Rp8.500-Rp8.800. Beras itu diecerkan dengan harga di bawah Rp9.500 atau kisaran HET beras medium.