Jakarta, Gatra.com - Doktor Rita Mustika, MEpid, mengatakan, pengembangan humanisme dalam pendidikan kedokteran di Indonesia sangat dibutuhkan dalam mencetak dokter profesioal yang mempunyai humanisme tinggi.
Rita yang meraih gelar doktor dalam sidang terbuka di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK-U), Jakarta, Selasa (5/5), mengatakan, untuk mencetak dokter yang mempunyai humanisme yang tinggi, harus dimulai dengan membangun pola atau iklim pengajaran yang humanis.
"Pengembangan humanisme dokter harus diawali dengan membangun iklim pembelajaran yang humanis di lingkungan pembelajaran," ujar Rita.
Menurutnya, iklim inilah yang memengaruhi perilaku mahasiswa kedokteran, karena dengan berada dalam iklim pembelajaran tertentu, mahasiswa dapat mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap tertentu pula.
Adapun pengertian iklim pembelajaran humanis menurut Rita, adalah lingkungan pembelajaran yang dipersepsi oleh mahasiswa sebagai suatu lingkungan yang memudahkan mereka untuk mengembangkan nilai-nilai humanis di dalam dirinya.
"Nilai humanis yang dimaksud adalah kejujuran, integritas, respek, belas kasih (compassion) dan mementingkan kepentingan orang lain dibanding diri sendiri," ujarnya.
Seperti diketahui, sampai saat ini, masyarakat Indonesia masih banyak yang memilih berobat ke luar negeri. Padahal, kemampuan dokter di Tanah Air tidak kalah dengan dokter di luar negeri.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia periode 2014–2019 menyatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah kurangnya kemampuan komunikasi dalam melayani pasien-pasiennya. Sinyalemen serupa juga ditemukan di Amerika Serikat yang menunjukkan bahwa 47% pasien dan 42% dokter menyatakan pelayanan kesehatan tidak humanis.
Merutnya, pembelajaran humanisme dalam pendidikan kedokteran seringkali terkalahkan oleh ilmu biomedik dan keterampilan klinis. Pengembangan humanisme dianggap dapat terjadi begitu saja tanpa perlu proses pengajaran. Namun, saat ini telah disadari pentingnya pengajaran humanisme untuk menjadikan dokter profesional.
Rita meraih gelar doktor dengan nila cum laude melalui tesis berjudul "Penyusunan Instrumen Penilaian Iklim Humanis Lingkungan Pembelajaran Klinik untuk Pengembangan Humanisme dalam Pendidikan Kedokteran".
Adapun para promotor dalam sidang ini, yaitu Prof. Dr. dr. Agus Purwadianto, DMF, S.H., M.Si.Sp,F(K). ko-promotor dr. Diantha Soemantri, M.Med.Ed., Ph.D. dan Dr. dr. Wresti Indriatmi, M.Epid., Sp.KK(K). Sedangkan tim pengujinya terdiri dari Prof. dr. Marcellus Simadibrata, Sp.PD-KGEH, Ph.D., Dr. E. Kristi Poerwandari, S.Hum., Prof. Dr. dr. David Perdanakusuma, SpBP-RE(K) yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. Suhendro, Sp.PD-KPTI.