Home Internasional Pfizer dan BioNTech akan Uji Coba Vaksin Corona di AS

Pfizer dan BioNTech akan Uji Coba Vaksin Corona di AS

Washington, D.C, Gatra.com - Perusahaan pembuat obat AS, Pfizer Inc yang bermitra dengan perusahaan Jerman, BioNTech SE mengatakan pada hari Selasa bahwa mereka telah mulai memberikan dosis vaksin virus corona eksperimental untuk pengujian awal terhadap manusia di Amerika Serikat.

Dikutip Reuters, Selasa (5/5), perusahaan menyebut jika vaksin terbukti aman dan efektif dalam uji coba, maka berpotensi dapat segera didistribusikan di AS secara luas pada akhir tahun. 

Vaksin, yang menggunakan teknologi messenger RNA (mRNA), berpotensi menjadi salah satu vaksin pertama melawan virus Corona, yang telah menginfeksi lebih dari 1 juta orang di Amerika Serikat dan membunuh sekitar 68.000 jiwa.

Saat ini diketahui belum ada perawatan atau vaksin secara medis yang disetujui untuk mengobati virus corona baru, meski beberapa obat sejenis sedang digunakan pada pasien namun dalam otorisasi penggunaan secara darurat.

Dalam Studi di AS yang merupakan bagian dari program global yang lebih luas, sudah berlangsung di Jerman, di mana perusahaan BioNTech melakukan serangkaian pengujian sejak bulan lalu.

Perusahaan farmasi lainnya, Moderna Inc juga menggunakan teknologi serupa untuk mengembangkan vaksin bersama dengan pemerintah AS. Pengujian fase I dari calon pengguna vaksin juga mulai direncanakan untuk di uji cobakan saat ini.

Pfizer mengatakan pada minggu bahwa pihaknya berharap dapat menerima izin dari otorisasi darurat Badan Pengawas Obat dan Makanan AS mulai awal Oktober, sehingga segera mendistribusikan 20 juta dosis pada akhir tahun 2020, dengan memproduksi ratusan juta dosis di tahun depan.

"Dari beberapa juta menjadi 20 juta yang memungkinkan diproduksi untuk melindungi masyarakat dari serangan virus, bahkan akan kami tingkatkan hingga ratusan juta," kata kepala peneliti Pfizer, Mikael Dolsten kepada Reuters dalam sebuah wawancara. 

“Dengan menggunakan teknologi mRNA sintetis, memungkinkan vaksin dapat dikembangkan dan diproduksi lebih cepat daripada vaksin biasanya,” kata pihak perusahaan.

Pfizer mengatakan pekan lalu bahwa pihaknya berharap dapat menerima data keamanan pada vaksin yang disiapkan akhir bulan Mei.

Pada percobaan awalnya akan menguji rejimen dosis yang berbeda dari empat calon penerima vaksin secara potensial, yakni ada sekitar 360 sukarelawan sehat disiapkan dengan dibagi dua kelompok usia lebih muda dan kelompok usia tua.

Direktur di Pusat Pengembangan Vaksin dan Kesehatan Global dari Universitas Maryland, Kirsten Lyke, mengatakan uji coba akan diperluas dengan lebih banyak subjek untuk menentukan penelitian senyawa dan rejimen dosis mana yang paling efektif.

Dikatakan bahwa dosis telah diberikan kepada sejumlah sukarelawan di NYU Grossman School of Medicine dan University of Maryland School of Medicine.

Pfizer berencana memperluas uji coba ke seluruh lokasi di Amerika Serikat pada awal Juli, dengan mendaftarkan lebih dari 8.000 peserta.

Jika uji klinis di AS ini berhasil, maka akan menjadi salah satu pengembangan vaksin tercepat dari studi tahap awal ke persetujuan peraturan, sebagaimana proses pengembangan yang sering memakan waktu satu dekade menjadi lebih dari 9 bulan.

"Ini setara dengan melakukan fase satu, dua dan tiga dari uji klinis khas tetapi semua dikompresi ke dalam kerangka waktu Mei hingga Oktober," kata Lyke.

BioNTech memproduksi vaksin untuk uji coba di fasilitas manufakturnya di Eropa. Pfizer berinvestasi dalam mengembangkan kapasitas produksi sendiri untuk vaksin, dan sedang mempersiapkan lokasi di Massachusetts, Michigan, Missouri dan Belgia untuk mulai memproduksinya.

Kedua perusahaan ini akan bersama-sama mengkomersialkan vaksin, jika disetujui.

192

KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR