Washington, D.C, Gatra.com - Pemerintahan Presiden AS Donald Trump memproyeksikan bahwa kasus virus corona baru akan melonjak menjadi 200.000 per hari mulai 1 Juni, dan jumlah kematian harian menjadi 3.000, sebagaimana diungkapkan sebuah dokumen internal yang dikutip Senin pada dua surat kabar di AS.
Masih kata dokumen internal pada dua media masing-masing New York Times dan The Washington Post itu menyebut, pemerintah juga menganalisa bahwa jumlah kematian harian dari COVID-19 akan terjadi hampir dua kali lipat pada akhir bulan, dibandingkan dengan rata-rata harian saat ini antara 25.000-30.000 kasus baru, dan 1.500-2.000 kematian.
Gedung Putih tidak membantah keaslian dari apa yang disebutnya "dokumen CDC internal," dari dua media tersebut, karena mengacu pada Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, meski tidak diajukan ke gugus tugas virus coronavirus yang dibentuk presiden, atau melalui proses pemeriksaan antaragensi.
"Data ini tidak mengacu dari model yang dilakukan oleh gugus tugas atau data yang telah dianalisis oleh gugus tugas," kata juru bicara Gedung Putih, Judd Deere, dikutip AFP, Selasa (5/5).
"Pedoman secara bertahap Presiden untuk membuka Amerika lagi adalah pendekatan secara ilmiah yang disetujui oleh para pakar kesehatan dan penyakit menular terkemuka di pemerintah federal," tambahnya.
Dokumen CDC memperkirakan terjadinya peningkatan tajam pada kasus terinfeksi dan kematian mulai sekitar 14 Mei, ketika penguncian akan dilonggarkan secara perlahan -- yang dikhawatirkan banyak ahli karena beberapa negara bagian AS terlalu cepat membuka kembali perekonomian mereka.
Proyeksi ini sepertinya bertentangan dengan klaim Trump bahwa ada 100.000 kematian, merupakan skenario terburuk atau naik dari 68.000 saat ini, mengingat ada 3.000 jumlah kematian per hari, yang dihitung secara nasional akan dengan cepat melampaui puncak.
Selama ini, sebagian besar negara bagian AS telah dilakukan penguncian sejak pertengahan Maret, sehingga berhasil membatasi kenaikan sejumlah kasus - pandemi telah tertahan sejak awal April.
Episentrum penyebaran yang terpusat di New York dan New Jersey saat ini dilaporkan mengalami penurunan harian, meski di daerah lain terjadi peningkatan, seperti Texas yang mulai membuka kembali kegiatan bisnis.