Semarang, Gatra.com- Ketaatan masyarakat menjaga untuk jarak, social distancing dan phisical distancing serta penerapan lockdown menjadi kunci penanganan Virus Corona atau Covid-19. Menurut Ketua PP Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) Prof. Dr. KH. Noor Achmad M.A, menangani Covid-19 bisa meniru konsep Islam yakni jaga jarak dan locdown sebagaimana hadis Nabi Muhammad SAW tentang wabah.
Saat terjadi wabah, maka orang yang berada di daerah wabah tidak boleh ke luar dan yang dari luar tidak tidak boleh masuk ke daerah tersebut. “Hadis Nabi Muhammad SAW ini memerintahkan lockdown seperti yang dilaksanakan di Provinsi Wuhan China yang dalam waktu sekitar dua bulan terbebas dari Covid-19,” katanya dalam dialog bertema “Peran Ulama-Umaro dalam Mengatasi Dampak Covid-19”, di Studio TVKU Semarang, Senin (4/5/).
Dialog juga menampilkan narasumber Wakil Ketua Umum MUI Jawateng Prof. Dr. KH. Ahmad Rofiq M.A, dengan moderator Fitri Kholilla. Lebih lanjut Noor Achmad, menyatakan konsep Islam seperti diperintahkan Nabi Muhammad SAW tersebut cukup dahsyat dalam tatanan kesehatan dunia.
Belum lagi bicara penanganan paceklik pangan, seperti diajarkan Nabi Yusuf sukses mengatasinya yakni selama tujuh tahun menyiapkan bahan pangan untuk menghadapi tujuh tahun paceklik pangan. “Konsep ini sebenarnya dapat diterapkan pemerintah termasuk kalangan pengusaha di Indonesia,” ujarnya.
Mantan Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang ini, lebih lanjut menyatakan, penanganan wabah Covid-19 tidak bisa hanya jangka pendek seperti masih terfokus pada aspek kesehatan dan ekonomi.
Namun, membutuhkan pemikiran-pemikiran besar dari berbagai aspek. Konsep Islam sebagaimana epistimologinya Ibnu Rusyd, Ibnu Shina, Al Ghazali bias diterapkan. “Bila desainnya komprehensifnya belum menjangkau tatanan baru ini dikhawatirkan keterpurukan diberbagai aspek akan berkepanjangan,” ujar Noor Achmad.
Sementara, Prof. Ahmad Rofiq, menyatakan di tengah Covid-19 ini sektor ekonomi memang harus diamankan dan diselamatkan. Langkah yang dilakukan pemerintah dengan memberikan bantuan jaring pengamanan sosial sudah bagus, kendati di lapangan terjadi keluhan masyarakat yang butuh bantuan pangan. “Kebijakan melarang mudik, tapi belum melakukan penguatan jaringan pengaman sosial sangat berbahaya. Mereka yang terdampak Covid19 dapat melakukan apa saja untuk mempertahankan kehidupan diri dan keluarga,” ujar dia.
Pemimpin, menurut Rofiq, harus bertanggung jawab ketika menjumpai ada warga yang tidak punya penghasilan selama wabah Covid-19 ini.