Semarang, Gatra.com - Penurunan harga cabai merah, daging ayam ras, bawang putih, telur ayam ras, dan cabai rawit menyebabkan terjadinya deflasi bulan April 2020 di Provinsi Jawa Tengah (Jateng).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, harga cabai merah turun 0,1102%, daging ayam ras turun 0,0886%, bawang putih turun 0,0613%, telur ayam ras turun 0,0480%, dan cabai rawit turun 0,0275%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jateng, Sentot Bangun Widoyono, menyatakan penurunan beberapa komoditas tersebut menyebabkan deflasi sebesar 0,01% dengan dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,46.
“Penahan utama deflasi di Jateng adalah naiknya harga emas perhiasan, bawang merah, gula pasir, tarif kontrak rumah, dan minyak goreng,” katanya dalam konferensi pers secara online di Semarang, Senin (4/5).
Harga emas naik 0,1139%, bawang merah naik 0,0683, gula pasir naik 0,0310, kontrak rumah naik 0,0129%, dan minyak goreng naik 0,0098%.
Lebih lanjut, Sentot, menyatakan dari enam kota besar di Jateng empat kota mengalami deflasi yakni Purwokerto sebesar 0,08% dengan IHK sebesar 103,80, Kudus sebesar 0,08% dengan IHK sebesar 103,73, Kota Surakarta sebesar 0,03% dengan IHK sebesar 103,73, dan Kota Semarang sebesar 0,02% dengan IHK sebesar 104,86.
Sedangkan yang terjadi inflasi di Kota Tegal sebesar 0,26% dengan IHK sebesar 104,82 dan Cilacap sebesar 0,05% dengan IHK sebesar 103,08.
Menurut Sentot, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukkan oleh turunnya sebagian indeks kelompok pengeluaran yakni kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,69%.
Kemudian diikuti kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,04%, dan kelompok rekreasi, olah raga dan budaya sebesar 0,01%.
Sedangkan kenaikan indeks antara lain terjadi pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 2,25%, kemudian kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,16%, dan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya, serta kelompok kesehatan masing-masing sebesar 0,09%.
“Kenaikan indek juga terjadi pada kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,08 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06 persen; kelompok pendidikan sebesar 0,03 persen, serta kelompok transportasi sebesar 0,02 persen,” ujar Sentot.