Milan, Gatra.com - Italia mulai hari Senin ini membuka lockdown di beberapa wilayahnya, akibat penyebaran virus corona.
Italia merupakan negara yang menerapkan penguncian terpanjang di Eropa. Ada sekitar 4,5 juta warga kembali bekerja setelah hampir dua bulan berada di rumah.
Diketahui, hampir 29.000 kematian akibat COVID-19 sejak wabahnya muncul pada 21 Februari. Italia diketahui memiliki korban tertinggi kedua di dunia setelah Amerika Serikat.
Selain itu, perhitungan jumlah kematian dan korban terinfeksi baru setiap hari belakangan ini telah melambat dari yang diperkirakan pemerintah, sehingga, mendorong Perdana Menteri Giuseppe Conte untuk mengadopsi pendekatan secara perlahan-perlahan guna mengakhiri penguncian, dikutip Reuters, Senin (4/5).
Kebijakan itu akan terus dipantau dan disesuaikan, tergantung pada tren jumlah penularan.
"Kami masih dalam pergolakan penuh pandemi," kata Conte dalam sebuah wawancara dengan surat kabar La Stampa pada hari Minggu.
Ia pun mengingatkan ancaman apa yang disebut "fase 2" dari penguncian.
"Tidak boleh dilihat sebagai sinyal bahwa kita semua telah benar-benar bebas," katanya.
Conte mengatakan bahwa "fase 2" akan mencakup lebih banyak tes untuk melihat siapa yang menjangkiti virus, pasca pengiriman 5 juta kit ke daerah dalam dua bulan ke depan.
Selain itu, mulai minggu ini ada sekitar 150.000 orang akan dilakukan tes darah untuk mengetahui berapa banyak orang Italia yang telah mengembangkan antibodi.
Meski lockdown dibuka, pemerintah hanya melakukannnya secara bertahap, misalnya memberi lampu hijau kepada pabrik untuk memulai kembali berproduksi. Ia juga mengatakan taman dapat dibuka kembali, sehingga memberi ruang anak-anak untuk bermain, pertemuan dengan kerabat keluarga juga dapat dilakukan secara terbatas.
Adapun sebagian besar toko masih harus tutup sampai 18 Mei. Restoran dan bar hanya dapat menawarkan pengantaran, sedangkan sekolah, bioskop dan teater masih tetap tutup sampai batas waktu yang belum ditentukan.