Home Milenial Lulusan SMK Terancam Menganggur

Lulusan SMK Terancam Menganggur

Sragen, Gatra.com - Ratusan lulusan SMK di Sragen terancam menganggur setelah lulus dari sekolahnya. Sebab perusahaan pengguna tenaga kerjanya mendadak menghentikan seleksi penerimaan karyawan.
 
Wakil Kepala SMKN 2 Sragen, Joko Daryanto, mengatakan 544 siswa dinyatakan lulus pada Sabtu lalu (2/5). Para lulusan SMK di Sragen itu berasal dari enam program keahlian yakni Teknik Permesinan, Teknik Kendaraan Ringan Otomotif, Teknik Instalasi Tenaga Listrik. Selain itu Teknik Komputer Jaringan serta Desain Pemodelan dan Informasi Bangunan.
 
Dari 544 lulusan SMK di Sragen itu, lebih dari 200 siswa sudah mengikuti rangkaian seleksi kerja di delapan perusahaan ternama. Perusahaan itu di antaranya PT HPM, PT AHM, PT Aisin, PT Musashi, PT ADM, PT Kawasaki, PT SAMI, PT New Armada dan lain-lain. Sebagian besar dari siswa juga sudah mengikuti tes fisik, psikotes, wawancara, hingga medical check up (MCU). Akan tetapi, proses seleksi tenaga kerja yang sudah sampai tahap akhir itu terpaksa ditangguhkan karena pandemi corona.
 
"Biasanya 50 persen hingga 60 persen siswa kami sudah diterima bekerja sebelum dinyatakan lulus. Namun, sekarang proses seleksi tenaga kerja dihentikan karena Covid-19. Perusahaan lainnya ikut mengundurkan jadwal seleksi tenaga kerja," papar Joko Daryanto kepada wartawan di Sragen, Senin (4/5).
 
Untungnya, sebagian lulusan SMK di Sragen sudah diterima kuliah di sejumlah perguruan tinggi negeri melalui jalur undangan. Sebagian lagi juga sudah mengikuti rangkaian seleksi calon peserta magang kerja di Jepang dan menunggu proses seleksi TNI/Polri serta ikatan dinas lain.
 
Sementara Kepala Cabang Disdikbud Wilayah Jateng VI, Eris Yunianto, mengakui ikatan kerja sudah dijalin perusahaan dengan siswa sebelum mereka lulus. Sayangnya pandemi covid-19 membuyarkan seluruh rencana kerja.
 
Dia berharap para lulusan SMK di Sragen atau daerah lain tidak berkecil hati karena perekrutan tenaga kerja itu bisa dijadwal ulang jika situasinya sudah memungkinkan.
 
"Mau tidak mau harus ada rescheduling, tidak mungkin dipaksakan dalam situasi seperti ini," ujarnya.
2327